Sementara kota-kota di Amerika kembali tenang setelah aksi protes menentang penembakan polisi terhadap seorang pria kulit hitam di Ferguson, Missouri, polisi di kota Cleveland, negara bagian Ohio, merilis video penembakan kontroversial polisi lainnya yang menunjukkan kematian seorang remaja berusia 12 tahun yang memamerkan senjata mainannya.
Video pengawasan, yang dirilis Rabu (26/11), menunjukkan, Tamir Rice – remaja kulit hitam berusia 12 tahun – sedang berjalan hilir mudik di sebuah trotoar jalan pada hari Sabtu (22/11) lalu, sambil memainkan sebuah senjata mainan dan berbicara di ponselnya.
Sebuah mobil polisi datang mendekat dan kemudian penembakan berlangsung dalam hitungan detik. Tidak ada rekaman suara sehingga tidak jelas apa yang dikatakan polisi dan remaja itu terhadap satu sama lain.
Rice kemudian meninggal di rumah sakit pada hari Minggu karena luka parah akibat tembakan itu.
Polisi yang menembak remaja itu datang ke lokasi itu untuk menanggapi panggilan darurat 911dari seseorang yang kebetulan ada di sekitar lokasi, yang mengatakan kepada petugas penanganan darurat bahwa senjata yang dipegang remaja itu kemungkinan mainan. Namun, laporan-laporan mengatakan petugas penanganan darurat itu tidak menginformasikan hal tersebut ke polisi itu.
Para pejabat kepolisian merilis video itu atas permohonan keluarga korban. Keluarga korban mengatakan, video menunjukkan sesuatu yang jelas, yakni polisi bereaksi tergesa terhadap remaja dan senjata mainannya itu.
Kedua polisi yang terlibat dirumahkan untuk sementara waktu. Jaksa wilayah sedang menyelidiki insiden itu.
Kasus Tamir Rice adalah salah satu dari serangkaian penembakan kontroversial di Amerika yang melibatkan penembak kulit putih atau hispanik dengan korban warga kulit hitam.
Kasus paling terkenal, sebelum kasus Michael Brown di Ferguson, Missouri, adalah kasus Trayvon Martin, remaja Florida yang ditembak mati petugas relawan siskamling pada tahun 2012. Kematian, Martin, seperti halnya Michael Brown, memicu protes di berbagai penjuru Amerika.