Kota Ferguson di Missouri, Amerika, melewati Rabu malam hingga Kamis (27/11) pagi waktu setempat dalam keadaan tenang, selagi warga bersiap-siap merayakan hari libur Thanksgiving meskipun terjadi kerusuhan rasial baru-baru ini.
Hanya ditemui beberapa protes yang tersebar di Ferguson Rabu malam, setelah dua malam sebelumnya terjadi kerusuhan dan penjarahan yang mengakibatkan puluhan bangunan rusak atau terbakar. Kerusuhan meletus menyusul pengumuman hari Senin bahwa seorang polisi kulit putih tidak akan dituntut setelah menembak mati remaja kulit hitam tak bersenjata.
Kehadiran polisi yang cukup banyak, cuaca bersalju, dan hari libur Thanksgiving, pada hari Kamis mungkin telah membantu menyurutkan jumlah orang pada Rabu malam.
Sebelumnya, ratusan orang berdemonstrasi di depan Balai Kota St. Louis, hari Rabu, berteriak "Malu, malu." Polisi menangkap tiga orang yang menolak untuk membubarkan diri, termasuk satu orang yang juga menghadapi tuduhan penyerangan.
Penembakan bulan Agustus yang menewaskan Michael Brown usia 18 tahun oleh petugas polisi Darren Wilson telah memicu ketegangan di Ferguson dan menyoroti kekhawatiran tentang kekerasan polisi dan diskriminasi rasial di wilayah pinggir kota St Louis yang umumnya dihuni warga kulit hitam.