Demonstran bentrok dengan polisi anti huru-hara di ibukota Kyiv hari Minggu, sewaktu sekitar 10 ribu warga Ukraina berdemonstrasi menentang undang-undang baru yang bertujuan untuk melarang demonstrasi anti-pemerintah.
Sekelompok aktivis radikal mulai menyerang polisi dengan pentungan sewaktu para demonstran berupaya mendorong polisi menuju ke gedung parlemen Ukraina, yang telah dikawal oleh barisan polisi dan beberapa bis.
Demonstran yang sebagian besar menggunakan topi dan gas penutup wajah, granat kejut dan alat pemadam kebakaran menyerang polisi yang mengenakan perlengkapan anti huru-hara.
Mantan juara tinju dunia Vitaly Klitschko – seorang pemimpin kelompok oposisi yang berbicara dalam demonstrasi besar itu – berupaya menghentikan para demonstran untuk tidak menyerang polisi, tetapi justru dikecam.
Dalam demonstrasi sebelumnya, Klitschko mengecam undang-undang baru yang melarang hampir seluruh bentuk demonstrasi. Undang-undang itu diserahkan ke parlemen pekan lalu oleh para pendukung Presiden Viktor Yanukovych.
Undang-undang baru itu mengijinkan penangkapan para demonstran yang menggunakan penutup wajah atau helm, dan memperbolehkan pihak berwenang menjatuhkan hukuman lima tahun penjara kepada mereka yang memblokir gedung-gedung pemerintah.
Ketentuan lain dalam undang-undang itu adalah melarang penyebaran “fitnah” melalui internet, dan memperkenalkan istilah “agen asing” bagi LSM-LSM yang menerima dana dari luar negeri.
Amerika dan negara-negara Barat telah mengecam undang-undang baru ini sebagai kebijakan anti-demokrasi.
Demonstran anti-pemerintah telah memadati jalan-jalan kota Kyiv dan kota-kota lain di Ukraina sejak bulan November lalu ketika Presiden Viktor Yanukovych mengubah sikap dan menolak menandatangani perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa, bahkan sebaliknya menjalin hubungan lebih erat dengan Rusia.
Sejak itu Rusia menjanjikan untuk membayar hutang Ukraina sebesar 15 milyar dolar dan memotong harga jual gas Rusia ke Ukraina, guna memperkuat ekonomi negara yang sedang kepayahan itu.
Sekelompok aktivis radikal mulai menyerang polisi dengan pentungan sewaktu para demonstran berupaya mendorong polisi menuju ke gedung parlemen Ukraina, yang telah dikawal oleh barisan polisi dan beberapa bis.
Demonstran yang sebagian besar menggunakan topi dan gas penutup wajah, granat kejut dan alat pemadam kebakaran menyerang polisi yang mengenakan perlengkapan anti huru-hara.
Mantan juara tinju dunia Vitaly Klitschko – seorang pemimpin kelompok oposisi yang berbicara dalam demonstrasi besar itu – berupaya menghentikan para demonstran untuk tidak menyerang polisi, tetapi justru dikecam.
Dalam demonstrasi sebelumnya, Klitschko mengecam undang-undang baru yang melarang hampir seluruh bentuk demonstrasi. Undang-undang itu diserahkan ke parlemen pekan lalu oleh para pendukung Presiden Viktor Yanukovych.
Undang-undang baru itu mengijinkan penangkapan para demonstran yang menggunakan penutup wajah atau helm, dan memperbolehkan pihak berwenang menjatuhkan hukuman lima tahun penjara kepada mereka yang memblokir gedung-gedung pemerintah.
Ketentuan lain dalam undang-undang itu adalah melarang penyebaran “fitnah” melalui internet, dan memperkenalkan istilah “agen asing” bagi LSM-LSM yang menerima dana dari luar negeri.
Amerika dan negara-negara Barat telah mengecam undang-undang baru ini sebagai kebijakan anti-demokrasi.
Demonstran anti-pemerintah telah memadati jalan-jalan kota Kyiv dan kota-kota lain di Ukraina sejak bulan November lalu ketika Presiden Viktor Yanukovych mengubah sikap dan menolak menandatangani perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa, bahkan sebaliknya menjalin hubungan lebih erat dengan Rusia.
Sejak itu Rusia menjanjikan untuk membayar hutang Ukraina sebesar 15 milyar dolar dan memotong harga jual gas Rusia ke Ukraina, guna memperkuat ekonomi negara yang sedang kepayahan itu.