Mayat seorang pemuda berkebangsaan Suriah ditemukan di Polandia dekat perbatasan dengan Belaruss, kata polisi Polandia pada Sabtu (13/11). Hal tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan internasional atas krisis migran yang menurut Uni Eropa telah diatur oleh Minsk.
Ribuan migran dari Timur Tengah berlindung dengan kondisi kedinginan di perbatasan antara Belarus dan negara-negara Uni Eropa Polandia dan Lithuania, yang menolak untuk membiarkan mereka menyeberang.
Setidaknya delapan dari mereka telah meninggal dan kekhawatiran terkait keselamatan orang lain meningkat ketika musim dingin yang ekstrem mulai terjadi.
"Seorang pekerja hutan memberi tahu polisi tentang penemuan mayat seorang pemuda," kata juru bicara kepolisian Podlaska Tomasz Krupa kepada Reuters, seraya menambahkan bahwa mayat dan paspor pria itu telah ditemukan pada Jumat (12/11).
"Ini adalah seorang pemuda berkebangsaan Suriah berusia sekitar 20 tahun," kata Krupa. Tidak mungkin untuk menentukan penyebab kematian di tempat kejadian, tambahnya.
Ketegangan internasional meningkat selama krisis. Negara-negara tetangga Belarus memperingatkan situasi dapat meningkat menjadi konflik militer dan Presiden AS Joe Biden juga telah mengungkapkan keprihatinannya
Belarus mengatakan pada Sabtu (13/11) jumlah migran yang tiba di sebuah kamp darurat di perbatasan bertambah setiap hari. Dikatakan pula bahwa terdapat satu kelompok yang mencapai hingga 100 orang telah menyeberang ke wilayah Polandia.
Menteri Dalam Negeri Polandia Mariusz Kaminski memperkirakan sekitar 1.500 orang berkemah di perbatasan.
Presiden Rusia Vladimir Putin, sekutu utama Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, mengatakan negara-negara Barat pada akhirnya bertanggung jawab atas krisis tersebut. [ah]