Tautan-tautan Akses

Polisi Tahan Pria Sudan Selatan yang Dituduh Mencoba Jual Anaknya 


Sejumlah pedagang di pasar Konyo Konyo, Juba, Sudan Selatan, 12 Mei 2012. Polisi Sudan Selatan mengatakan mereka menemukan pria yang mencoba menjual dua anaknya di pasar ini. (Foto: Reuters/arsip)
Sejumlah pedagang di pasar Konyo Konyo, Juba, Sudan Selatan, 12 Mei 2012. Polisi Sudan Selatan mengatakan mereka menemukan pria yang mencoba menjual dua anaknya di pasar ini. (Foto: Reuters/arsip)

Polisi Nasional Sudan Selatan, minggu ini menahan seorang laki-laki karena diduga mencoba menjual dua anaknya di pasar Konyo Konyo Juba.

Pria itu membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan ia berupaya mencari orang untuk mengadopsi anak-anaknya karena tidak mampu memberi mereka makan. Daerah ini merupakan tempat tinggal suku Murle di Sudan Selatan.

Para pemimpin setempat dalam konferensi pers, Selasa (1/9), di Juba, mengidentifikasi laki-laki itu sebagai Jackson Maker. Mereka mengatakan Maker berjalan ke pasar dan bertanya apakah ada yang mau membeli dua anak laki-lakinya berusia sekitar empat dan delapan tahun.

Judy Jonglei Boyoris, anggota parlemen dari majelis nasional, mengatakan kepada VOA pihak berwenang segera dipanggil.

“Ada seseorang dari suku Dinka Bor menawarkan untuk menjual kedua anaknya di pasar. Warga menyuruhnya duduk lalu mereka menelepon keamanan nasional kemudian ia ditangkap,” kata Boyoris.

Maker mengatakan ingin mengembalikan anak-anak itu pada keluarga istrinya.

“Alasan saya membawa mereka pergi dari rumah adalah ingin mengembalikan mereka ke paman dari pihak ibunya. Saya sudah tinggal bersama mereka selama delapan tahun dan mertua saya tampaknya menganggap saya mencuri anak-anak ini. Jadi, saya memutuskan untuk mengembalikan anak-anak kepada paman mereka. Namun karena gagal menjumpai salah satu dari mereka di sini di Juba dan saya tidak punya uang untuk kembali ke Kapoeta, saya memutuskan untuk mencari orang yang bisa membawa mereka dan memberi saya sesuatu untuk bertahan hidup," kata Maker.

Saudara laki-laki Maker, Nhial Thon Nhial, mengatakan Maker pada Minggu (30/8) pagi, sedang mabuk pergi dari rumah yang mereka tempati bersama.

“Ia minum alkohol dan mengganggu saya, mengatakan ingin membawa anak-anaknya ke Kapoeta karena ibu dari anak-anak ini ada di Kapoeta. Jadi pagi itu ia membawa anak-anak dan memberi tahu saya akan pergi ke terminal bus untuk mencari bus menuju Torit dan Kapoeta,” kata Nhial.

Nhial mengatakan dua hari kemudian ia mengetahui saudaranya tidak pernah tiba di Kapoeta malahan mendekam di sel polisi di Juba. Nhial mengatakan saudaranya "sudah lama " sakit jiwa dan karena itulah Maker dan anak-anaknya tinggal bersamanya.

“Istri tuanya dirawat oleh adik lainnya,” kata Nhial.

Pengacara hak asasi manusia Biel Boutros Biel mengecam upaya Maker menjual anak-anaknya.

“Menjual manusia adalah sesuatu yang tidak bisa diterima. Salah. Bertentangan dengan martabat manusia, bertentangan dengan hak untuk hidup. Sementara kita mengecam tindakan tersebut, kita perlu menelaah lebih mendalam untuk melihat realitas mengapa orang tua bisa menjual anak-anak. Ini bisa menjadi renungan mengenai apa yang terjadi di negara ini,” kata Biel.

Juru bicara Kepolisian Nasional Mayor Jenderal Daniel Justin mengatakan polisi akan merawat anak-anak itu sementara insiden tersebut diselidiki.

“Anak-anak ini sekarang akan bersama kita. Kami memiliki unit perlindungan khusus yang akan merawat anak-anak ini dan jika perlu konseling, kami memiliki pekerja sosial dari Kementerian Gender dan Kesejahteraan Sosial untuk merawat mereka terkait trauma dan konseling,” kata Justin.

Di masa lalu suku Murle dan Dinka Bor saling tuduh menculik dan menjual anak. [my/pp]

XS
SM
MD
LG