Politisi terkemuka Kosovo Serbia, Oliver Ivanovic ditembak mati, Selasa (16/1) di luar kantor partainya di kota Mitrovica di utara negara itu, menimbulkan peningkatan ketegangan etnis di wilayah tersebut dan dihentikannya perundingan yang di mediasi Uni Eropa antara Kosovo dan Serbia pada hari pembicaraan itu sedianya dimulai lagi.
Pejabat kepolisian mengatakan kawanan bersenjata dari sebuah mobil menembak Ivanovic, usia 64 tahun saat ia tiba di kantor pusat partainya. Menurut mereka, satu mobil yang terbakar habis telah ditemukan dan diduga digunakan dalam serangan tersebut.
Pembunuhan itu terjadi bersamaan dengan hari sedianya dimulainya lagi perundingan antara Serbia dan Kosovo di Brussels guna menormalkan hubungan kedua negara. Setelah penembakan itu, Serbia mengundurkan diri dari pertemuan tersebut.
Kepala urusan kebijakan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini mengecam pembunuhan itu dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Serbia Aleksandar Vucic dan Presiden Kosovo Hashim Thaci, dan berharap pihak berwenang dapat menemukan dan menghukum para pelakunya.
Vucic juga mengadakan sidang darurat pada Dewan Keamanan Nasional Serbia.
Marko Djuric, pejabat Serbia yang menangani Kosovo, menyebut pembunuhan Ivanovic sebagai tindakan terorisme “terhadap seluruh rakyat Serbia."
Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia tahun 2008, hampir satu dekade setelah serangan udara NATO mengenyahkan pasukan Serbia yang dituduh mengusir dan membunuh sejumlah warga sipil etnik Albania dalam dua tahun kontra- pemberontakan.
Lebih dari 110 negara telah mengakui kemerdekaan Kosovo, termasuk Amerika Serikat dan sebagian besar negara anggota Uni Eropa, namun Serbia menolak untuk mengakui Kosovo.
Tahun 2016, Ivanovic dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara karena kejahatan perang yang dilakukannya semasa perang tahun 1998-1999. Dia tetap menyatakan dia tidak bersalah dan sebuah pengadilan memerintahkan kasusnya disidangkan kembali. [mg/is]