Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo mengatakan telah “mendapat kemajuan serius” dalam perundingannya, Kamis (31/5), mengarah terlaksananya pertemuan puncak antara presiden Trump dan Kim Jong-un di Singapura pada 12 Juni.
Perundingan itu diadakan antara Pompeo dengan utusan khusus pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di New York.
“Kami mendapat kemajuan serius dalam 72 jam terakhir dalam menentukan berbagai persyaratan pertemuan puncak itu,” kata Pompeo dalam wawancara pers setelah perundingan dengan Jenderal Kim Yong Chol, pejabat tertinggi Korea Utara yang mengunjungi Amerika dalam 18 tahun.
Chol akan terbang ke Washington pada Jumat (1/6) untuk menyampaikan surat pribadi dari Kim Jong-Un untuk Presiden Trump.
Trump mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa mungkin dibutuhkan lebih dari satu kali pertemuan dengan Kim untuk membahas denuklirisasi di semenanjung Korea.
Sementara itu Kim Jong-Un bertemu dengan menteri Luar Negeri Russia Sergei Lavrov di Pyongyang, Kamis. Menurut kantor berita Korea Utara KCNA, Kim mengatakan kepada Lavrov, ia berharap berbagai masalah antara Korea Utara dan Amerika, termasuk isu denuklirisasi Semenanjung Korea “bisa diselesaikan secara bertahap.”
Tapi Gedung Putih mengatakan perundingan tentang “denuklirisasi total di Semenanjung Korea” tidak akan mencakup sistem persenjataan Amerika yang melindungi Korea Selatan. Persenjataan itu termasuk kapal-kapal selam bertenaga nuklir dan pesawat-pesawat pembom yang mampu membawa bom nuklir dari pangkalan di luar Semenanjung Korea.
Korea Utara diperkirakan punya lebih dari selusin senjata nuklir. [ii]
