Delapan puluh persen orang Filipina yang disurvei pada kuartal pertama tahun ini menaruh "kepercayaan besar" pada Duterte, yang mulai menjabat pada bulan Juni dengan janji untuk memberantas kejahatan, terutama obat-obatan terlarang.
Lembaga penelitian yang berbasis di Manila, Social Weather Stations, mengatakan presiden mendapat peringkat "sangat bagus" dalam survei selama empat kuartal. Lembaga survei lainnya, Pulse Asia, menemukan pada bulan Maret bahwa 79 persen orang "menyetujui" upaya pemerintah untuk mengendalikan kejahatan.
Warga Filipina sering mengatakan mereka merasa lebih aman sekarang dibandingkan dengan periode sebelum Duterte, mantan walikota kota terbesar kedua di negara itu, mulai menjabat. Presiden, yang dikenal blak-blakan itu, mengatakan sebelum menjabat bahwa dia akan memerintahkan polisi untuk membunuh tersangka narkoba.
Warga Filipina lainnya, termasuk penduduk ibukota, Manila, mengatakan bahwa mereka melihat penurunan kejahatan dengan kekerasan, pencurian dan bahkan manuver lalu lintas ilegal. Peningkatan aktivitas kepolisian menghalangi penjahat, kata mereka, membuat lingkungan perkotaan terasa lebih aman.
Sentimen di Filipina bentrok dengan para pengecam di luar negeri, termasuk pejabat di Eropa, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan para pemimpin di Gereja Katolik. Kelompok advokasi yang berbasis di New York Human Rights Watch, yang juga mengkritik kampanye anti narkoba itu, memperkirakan 7.000 orang telah meninggal dalam pembunuhan di luar hukum di tangan polisi atau agen mereka yang mencari pengedar narkoba. [as]