Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto menghormati kekuatan besar di dunia dan mendukung tatanan internasional berlandaskan aturan. Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam sesi bertemakan “Managing Geopolitical Competition In A Multipolar Region” di forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2022, Sabtu (11/6). Menurutnya, sikap ini muncul dari pengalaman Indonesia yang pernah dijajah negara lain yang memiliki kekuatan besar.
"Posisi kami sangat jelas, menghormati semua kekuatan besar. Dan semua kekuatan membutuhkan ruang untuk hak mereka agar dihormati," ujar Prabowo di Singapura, Sabtu (11/6/2022).
Prabowo menambahkan Indonesia tidak akan terlibat dalam aliansi militer yang ada di dunia. Menurutnya, keputusan sadar tersebut diambil untuk menghormati kepentingan negara tetangga dan negara yang memiliki kekuatan besar.
Ia juga berpandangan bahwa kekuatan besar di dunia seperti Amerika Serikat dan China telah menyadari tanggung jawab mereka dalam menjaga perdamaian dunia dengan bijaksana. "Konfusius mengajarkan kita bahwa kekuasaan dan kepemimpinan harus selalu datang dengan kebajikan," tambah Prabowo.
Namun, kata Prabowo, melihat situasi di Ukraina, maka Indonesia tidak akan mengabaikan keamanan di tanah air. Menurutnya, Indonesia akan memperkuat pertahanan dan mempertahankan wilayah dengan segala cara.
Di sisi lain, Indonesia telah menghasilkan hubungan yang harmonis dengan negara di Asia selama beberapa dekade meskipun ada persaingan teritorial. Negara di Asia mampu menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut secara damai sehingga dapat mencapai kemakmuran.
Indonesia Utamakan Stabilitas
Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Pelita Harapan Aleksius Jemadu menilai pernyataan Prabowo merupakan bagian dari upaya untuk menempatkan posisi Indonesia di tengah pertarungan Amerika Serikat dengan China. Menurutnya, Indonesia dapat menjadi penengah dua kekuatan besar tersebut karena Indonesia merupakan pemimpin informal negara di ASEAN. Dengan demikian, stabilitas keamanan di kawasan dapat dipertahankan.
"Indonesia selalu begitu bahasanya kepada negara besar seperti AS dan China. Tapi itu tidak terlepas juga dari kepentingan nasional untuk mengambil manfaat dari kedua pihak," tutur Aleksius Jemadu kepada VOA, Selasa (14/6/2022).
Alek menambahkan dorongan Prabowo agar negara-negara mematuhi hukum internasional juga untuk memastikan perang di Ukraina tidak terjadi di wilayah lainnya, termasuk Asia Tenggara.
Shangri-La Dialogue
Di sela-sela forum Shangri-La Dialogue pekan lalu, Prabowo Subianto juga melangsungkan pertemuan dengan mitra-mitranya, termasuk Menteri Pertahanan Amerika Llyod Austin. Keduanya membahas prioritas modernisasi pertahanan Indonesia, dan bagaimana Amerika dapat membantu Indonesia memperkuat kapabilitas pertahanan maritimnya.
Mereka juga menyoroti tonggak sejarah dalam kerjasama pertahanan bilateral, antara lain latihan bersama “Garuda Shield,” yang untuk pertama kalinya tahun ini akan diperluas dengan mengikutsertakan 14 negara lain, dan diterimanya sejumlah taruna Indonesia ke dalam tiga akademi Amerika tahun ini.
Austin memuji komitmen Prabowo untuk pendidikan dan profesionalisasi, dengan menyoroti bahwa Indonesia adalah penerima International Military Education and Training (IMET) teratas di kawasan Asia. Keduanya juga membahas beberapa inisiatif baru, seperti pelatihan keamanan siber dan minat Indonesia untuk ikut serta dalam Kemitraan Indo-Pasifik Untuk Kesadaran Domain Maritim yang diumumkan dalam KTT Quad di Tokyo bulan lalu. Isu Laut Cina Selatan, krisis di Myanmar dan invasi Rusia ke Ukraina serta dampaknya pada kawasan Indo-Pasifik tak luput dari pembahasan kedua menteri.
Prabowo Subianto juga melangsungkan pertemuan terpisah dengan menteri pertahanan Singapura, Australia, Prancis dan China. [sm/em]