Para wartawan berkumpul di luar gedung pengadilan New York di mana para juri mendengarkan kesaksian dalam persidangan mantan Presiden Donald Trump atas 34 dakwaan tindak pidana pemalsuan informasi. Mantan Presiden ini dituduh menyembunyikan pembayaran yang dimaksudkan untuk menekan berita-berita negatif tentang dirinya... dalam upaya untuk mempengaruhi hasil pemilu 2016.
Mantan pemred National Enquirer, David Pecker, mengatakan, “Di antara banyak hal yang salah dengan ‘praktik jurnalisme buku cek’ itu adalah seperti memupuk sumber-sumber yang tidak dapat diandalkan demi uang dan mungkin menutupi kebenaran, atau dalam beberapa kasus, hanya mengada-ada.”
Di Amerika Serikat dan Inggris, praktik “jurnalisme buku cek” merupakan hal yang biasa. Di negara-negara lain, praktik membayar narasumber ini merupakan bentuk suap atau upaya memengaruhi pemberitaan.
The Society of Professional Journalist menyarankan para anggotanya untuk berhati-hati terhadap narasumber yang menawarkan uang. Pedoman umum VOA sendiri dengan tegas mengkategorikan praktik itu sebagai “pelanggaran etika jurnalistik.”
Senior Director of Media Relations for The News Literacy Project Christina Veiga mengatakan, “Kami tidak ingin orang menjadi sinis terhadap sumber berita. Kami ingin mereka memahami bahwa organisasi berita yang kredibel tidak akan membayar narasumber atau cerita, karena hal itu dapat memengaruhi keakuratan laporan mereka.”
Membayar untuk kerja jurnalistik umumnya dinilai sebagai masalah etika. Asosiasi-asosiasi seperti International Federation of Journalists IFJ memperjuangkan gaji yang lebih tinggi bagi wartawan untuk menghindari iming-iming uang demi konten.
Hal lain yang mengkhawatirkan dari praktik ini adalah hilangnya objektivitas, dan pada gilirannya, hilangnya kepercayaan dari audiens.
“Tujuan jurnalisme adalah untuk menghasilkan informasi yang adil, akurat, (dan) berguna, dan begitu Anda mulai membayar narasumber, maka hal itu akan menjadi keruh,” imbuh Christina Veiga.
Ketika kasus kriminal Trump yang pertama bergerak maju, di mana mantan presiden itu menyangkal 34 tuduhan terhadapnya atas pemalsuan catatan bisnis, ruang sidang menyoroti masalah etika media yang suram ini. [em/jm]
Forum