Presiden Argentina Mauricio Macri adalah pemimpin terbaru Amerika Latin yang mengatakan intervensi militer Amerika bukanlah “cara yang patut dilakukan “ untuk mengembalikan demokrasi ke Venezuela.
Macri dan Wakil Presiden Amerika yang sedang berkunjung ke Argentina bertemu dengan wartawan setelah pembicaraan mereka Selasa (15/8) di Buenos Aires.
Macri mengatakan, “Cara yang harus ditempuh bukanlah menggunakan kekuatan militer.” Kata Macri, “ Kita harus menyempurnakan keahlian diplomatik dan ekonomi kita agar dapat menjamin dipulihkannya demokrasi secepat mungkin.”
Macri mengatakan, seluruh Amerika Latin dengan suara bulat menentang cara penyelesaian militer. Pence mendengar keberatan yang sama Senin dari Presiden Colombia Juan Manuel Santos.
Presiden Donald Trump pekan lalu mengatakan dia tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan kekuatan militer di Venezuela.
Pence hari Selasa mengatakan, Trump telah “menjelaskan “ bahwa Amerika mempunyai banyak pilihan dan kami berhak menggunakan pilihan itu”. Dia mengatakan, Amerika tidak akan tinggal diam sementara Venezuela berantakan menjadi kediktatoran dan demokrasi yang gagal di Venezuela merupakan ancaman terhadap Amerika.
Argentina sekarang menampung sekitar 60.000 pengungsi Venezuela, dimana perekonomiannya mengalami kehancuran dan ketersedian bahan makanan pokok seperti roti, gula, dan minyak goreng sangat berkurang.
Pence mengatakan, “Venezuela mempunyai potensi menjadi salah satu negara yang paling kaya di belahan bumi ini dengan persediaan minyaknya saja”. Kata Pence, “namun kemiskinan dan kekurangan sebagai akibat gagalnya demokrasi bisa dilihat dengan jelas.
Pence mengucapkan selamat kepada Macri atas usaha reformasinya yang membantu menghidupkan kembali perekonomian Argentina, dan menyebut kebangkitannya kembali sebagai inspirasi bagi dunia.
Pence melanjutkan lawatannya ke pekan ini ke Chile dan Panama. [sp/ii]