Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Jumat (28/5), akan meminta Kongres memberi kewenangan untuk membelanjakan hampir $6 triliun pada 2022.
Dana itu akan memberinya sumber daya untuk mulai menerapkan agenda ambisius dari investasi infrastruktur dan program sosial yang diperluas. Namun, cetak biru itu juga akan meningkatkan belanja federal ke tingkat ekonomi yang hampir belum pernah terjadi dan mendorong utang nasional ke level tertinggi baru.
Harian New York Times melaporkan permintaan itu akan memperkirakan kenaikan berkelanjutan dalam belanja federal selama dekade mendatang, yang pada akhirnya naik menjadi $8,2 triliun pada 2031. Sebagian besar peningkatan itu mencerminkan rencana infrastruktur $2,3 triliun dan rencana pendidikan dan keluarga $1,8 miliar yang ingin diluncurkan presiden, meskipun belum ada yang disetujui Kongres.
Sebagian besar anggaran baru itu akan dibiayai dari kenaikan pajak yang diusulkan terhadap orang kaya dan perusahaan. Namun, pemerintah memproyeksikan bahwa pemerintah federal masih akan mengalami defisit lebih dari $1,3 triliun per tahun dalam dekade mendatang sebelum anggaran akhirnya mulai seimbang.
Dalam sambutannya pada Kamis (27/5) di Cleveland, Biden menjelaskan apa yang ia gambarkan sebagai investasi pada masa depan negara.
“Kini saatnya membangun (di atas) fondasi yang telah kita letakkan untuk melakukan investasi yang berani dalam keluarga, komunitas, dan bangsa kita. Dari pengalaman, kita tahu bahwa jenis investasi ini akan meningkatkan perekonomian semua orang.” [ka/ft]