“Merupakan kehormatan besar dapat menjadi presiden lembaga luar biasa ini, yang penuh dengan orang-orang bersemangat mewujudkan misi mengakhiri kemiskinan.” Demikian petikan pernyataan Jim Yong Kim hari Senin (7/1) ketika mengumumkan pengunduran dirinya. Ditambahkannya bahwa “pekerjaan Kelompok Bank Dunia kini lebih penting dibanding masa sebelumnya, ketika aspirasi warga miskin di seluruh dunia meningkat, dan masalah seperti perubahan iklim, wabah penyakit, kelaparan dan pengungsi terus tumbuh dalam skala dan kerumitan berbeda.”
Masa jabatan Jim Yong Kim sedianya berakhir pada tahun 2021. Jadi apa yang membuatnya mundur sekarang, ketika Bank Dunia sedang dibutuhkan banyak kalangan? Pertanyaan ini menggelayuti banyak orang, tak terkecuali Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, yang langsung meneleponnya begitu kabar pengunduran dirinya sampai ke Indonesia.
Luhut Langsung Telepon Kim
Lewat akun Facebooknya, Luhut menceritakan isi curhat Kim kepadanya. “Spontan saya langsung menelponnya. Pertanyaan pertama saya adalah, kenapa kamu resign?” tulis Luhut hari Selasa (8/1).
“Begini Luhut, saya resign karena saya memasuki satu pekerjaan baru bersama partner, dalam bidang proyek infrastruktur untuk negara-negara berkembang,” begitu kira-kira terjemahan bebas jawabannya tambah Luhut.
Lebih jauh Luhut menulis bahwa dalam pembicaraan melalui telepon yang cukup lama itu, Jim Yong Kim menyampaikan niat untuk membawa investasi masuk ke Indonesia. Indonesia adalah negara pertama yang menjadi pilihannya.
“Kami pertama memilih Indonesia karena saya (Kim.red) merasakan sendiri bahwa Indonesia ini negara yang pantas menjadi tujuan investasi. Saya sudah melihat sendiri Indonesia sebagai tempat yang baik, yang memiliki masa depan bagus, sangat menguntungkan untuk investasi. Bagus pemerintahannya,” demikian ujar Jim Yong Kim sebagaimana dituturkan Luhut.
Menurutnya Indonesia membutuhkan satu triliun dolar Amerika untuk membangun berbagai macam investasi.
Luhut: Indonesia Jadi Pilihan Pertama Kim untuk Investasi
Luhut mengatakan “dari pembicaraan itu saya mendengar apresiasi yang luar biasa dari seorang presiden Bank Dunia, yang pernah beberapa kali berkunjung ke Indonesia dan melihat sendiri bagaimana pemerintah menjalankan pembangunan.
Apresiasi ini perlu kita syukuri dan sikapi dengan baik. Artinya dunia melihat kemajuan Indonesia yang menorah pada satu proses pembangunan yang bagus, transparan dan kredibel. Ada kekurangan disana sini, tapi pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi melakukan perbaikan, perlahan tapi pasti.”
Jim Yong Kim memang sudah beberapa kali ke Indonesia. Yang terakhir pada Pertemuan Tahunan Bank Dunia-IMF di Bali, Oktober 2018 lalu.
Dalam keterangan tertulis yang dirilis Bank Dunia memang disebutkan bahwa Kim akan bergabung dengan perusahaan yang memusatkan perhatian pada peningkatan investasi infrastruktur di negara-negara berkembang. Tetapi tidak ada rincian lain tentang negara yang dimaksud atau apa bentuk program peningkatan investasi infrastruktur yang dimaksud. Yang pasti selama memimpin Bank Dunia, Kim senantiasa mendorong kebijakan terkait pendanaan proyek ramah lingkungan dan usaha kecil menengah.
Bank Dunia adalah bank pembangunan multilateral terbesar kedua di dunia setelah European Investment Bank. Beberapa mantan anggota Bank Dunia antara lain Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Perdana Menteri Yordania Omar Razzaz dan mantan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf.
Presiden Bank Dunia Ditunjuk oleh Presiden Amerika
Sejak didirikan pada akhir Perang Dunia Kedua, pimpinan Bank Dunia adalah warga Amerika yang dipilih oleh presiden Amerika, negara yang memang menjadi penyumbang anggaran terbesar kepada bank itu, yaitu sekitar 16%. Tetapi praktik ini sudah kerap dikritik banyak kalangan karena seakan-akan ada perjanjian tidak tertulis dimana calon yang dipilih Amerika akan selalu didukung oleh para pejabat Dana Moneter Internasional IMF, sementara Amerika akan selalu mendukung sosok yang dipilih untuk menjadi direktur IMF.
Presiden Barack Obama mematahkan tradisi itu pada tahun 2012 ketika memilih Jim Yong Kim, tokoh kelahiran Seoul, Korea Selatan, yang dibesarkan di Iowa. Saat memilih antropolog yang ketika itu menjabat sebagai Presiden Dartmouth College, Obama mengatakan “sudah tiba waktunya bagi seorang profesional untuk memimpin agen pembangunan terbesar di dunia.”
Kini tergantung pada Presiden Donald Trump untuk menunjuk presiden baru pengganti Jim Yong Kim. (em)