Dana Moneter Internasional (IMF) hari Rabu (14/11) mengatakan meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan transisi perdagangan akan merugikan Inggris sekitar 6 persen dari PDB (produk domestik bruto) atau sekitar empat tahun pertumbuhan ekonomi dibandingkan tetap bersama blok tersebut.
IMF, yang sebelumnya memperingatkan biaya Brexit sebelum warga Inggris memutuskan meninggalkan Uni Eropa pada bulan Juni 2016, mengatakan memiliki sebuah kesepakatan perdagangan setidaknya akan mengurangi separuhnya kerugian ekonomi akibat hambatan perdagangan dan berkurangnya investasi asing dan imigrasi."
Para direktur IMF menekankan pentingnya kesepakatan yang tepat waktu dengan Uni Eropa, disertai dengan periode implementasi untuk menghindari kerugian drastis Brexit pada bulan Maret 2019 dan memungkinkan perusahaan dan pekerja menyesuaikan waktu untuk hubungan baru tersebut.
Dua bulan lalu, direktur pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan ia memperkirakan ekonomi terbesar kelima di dunia itu akan langsung menyusut jika keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan.
Perkiraan IMF yang merupakan bagian dari peninjauan rutin ekonomi Inggris keluar sementara Perdana Menteri Theresa May berusaha mengamankan persetujuan menteri seniornya untuk melakukan kesepakatan transisi yang kemudian harus disetujui oleh parlemen dan Uni Eropa.
Beberapa pendukung Brexit berpendapat bahwa Inggris akan lebih baik keluar tanpa ada kesepakatan dengan Brussels jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, sebaliknya berdagang berdasarkan peraturan Organisasi Perdagangan Dunia/ WTO. IMF memperkirakan ini akan menelan biaya. "Dalam skenario di mana perdagangan Inggris dan Uni Eropa dilakukan berdasarkan peraturan WTO
tingkat output cenderung turun antara sekitar 5 sampai 8 persen dibandingkan dengan skenario tanpa perjanjian Brexit, dengan rata-rata sekitar 6 persen, "kata IMF.
Perekonomian Inggris telah melambat sejak pemungutan suara keluarnya Inggris dari Uni Eropa/ Brexit. (my)
