Pemimpin Burma itu diperkirakan akan berangkat ke Seoul hari Senin untuk memulai kunjungan tiga hari yang akan mencakup pertemuan puncak dengan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak.
Juru bicara Korea Selatan Lee Mi-Yeon memberitahu VOA bahwa isu ekonomi dan perdagangan akan menjadi fokus utama.
Lee Mi-Yeon mengatakan, "Kedua pemimpin itu akan bertukar pendapat tentang cara-cara untuk bekerja sama dalam isu-isu regional di Asia Tenggara dan Timur Laut, termasuk semenanjung Korea, dan panggung internasional."
Presiden Thein Sein juga dijadwalkan bertemu dengan para pelaku bisnis Korea Selatan.
Amerika dan negara-negara lain telah mencabut sanksi perdagangan atas Burma dalam menanggapi reformasi oleh pemerintah yang didukung militer di negara itu, membuat negara kaya sumber daya di Asia tenggara itu sebagai kandidat utama bagi investasi dan pembangunan.
Namun, perdagangan bukanlah satu-satunya topik dalam agenda itu. Seorang pejabat Kantor Presiden Korea Selatan, yang berbicara dengan syarat namanya tidak disebut, memberitahu VOA Siaran Bahasa Korea, Lee juga akan mengangkat isu hubungan militer Burma dengan Korea Utara.
Burma telah lama dikritik karena dugaan hubungan militernya dengan Korea Utara. Awal tahun ini, Presiden Thein Sein mengatakan Burma akan mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang memasok senjata, uang, pelatihan, atau bantuan lainnya bagi program senjata Pyongyang.
Perjalanan Presiden Thein Sein itu dijadwalkan sekitar lima bulan setelah Lee menjadi Presiden Korea Selatan pertama yang berkunjung ke Burma dalam hampir 30 tahun.
Sebelum Lee, presiden Korea Selatan terakhir yang mengunjungi Burma adalah Chun Doo-hwan, yang lolos dari upaya pembunuhan tahun 1983 di Yangon oleh pasukan komando Korea Utara.
Juru bicara Korea Selatan Lee Mi-Yeon memberitahu VOA bahwa isu ekonomi dan perdagangan akan menjadi fokus utama.
Lee Mi-Yeon mengatakan, "Kedua pemimpin itu akan bertukar pendapat tentang cara-cara untuk bekerja sama dalam isu-isu regional di Asia Tenggara dan Timur Laut, termasuk semenanjung Korea, dan panggung internasional."
Presiden Thein Sein juga dijadwalkan bertemu dengan para pelaku bisnis Korea Selatan.
Amerika dan negara-negara lain telah mencabut sanksi perdagangan atas Burma dalam menanggapi reformasi oleh pemerintah yang didukung militer di negara itu, membuat negara kaya sumber daya di Asia tenggara itu sebagai kandidat utama bagi investasi dan pembangunan.
Namun, perdagangan bukanlah satu-satunya topik dalam agenda itu. Seorang pejabat Kantor Presiden Korea Selatan, yang berbicara dengan syarat namanya tidak disebut, memberitahu VOA Siaran Bahasa Korea, Lee juga akan mengangkat isu hubungan militer Burma dengan Korea Utara.
Burma telah lama dikritik karena dugaan hubungan militernya dengan Korea Utara. Awal tahun ini, Presiden Thein Sein mengatakan Burma akan mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang memasok senjata, uang, pelatihan, atau bantuan lainnya bagi program senjata Pyongyang.
Perjalanan Presiden Thein Sein itu dijadwalkan sekitar lima bulan setelah Lee menjadi Presiden Korea Selatan pertama yang berkunjung ke Burma dalam hampir 30 tahun.
Sebelum Lee, presiden Korea Selatan terakhir yang mengunjungi Burma adalah Chun Doo-hwan, yang lolos dari upaya pembunuhan tahun 1983 di Yangon oleh pasukan komando Korea Utara.