Pasukan Turki telah menewaskan 3.000 militan ISIS di Suriah, kata Presiden Recep Tayyip Erdogan, sambil menegaskan bahwa tidak ada negara lain yang bisa menandingi usaha negara itu dalam memerangi kelompok ekstremis tersebut.
Dalam pidato di hadapan para panglima militer negara-negara Balkan, Rabu (11/5), Erdogan mengecam mereka yang menuduh Turki mendukung ISIS. Ia mengatakan, tidak ada negara yang melakukan perjuangan seberat yang dilakukan Turki.
"Dalam hal memerangi ISIS, Turki diharapkan melakukan segala sesuatu ketika negara-negara lain tidak mengambil langkah apa pun, tidak berbagi intelijen yang diperlukan. Dan selama proses ini kami berjuang melawan tuduhan-tuduhan yang tidak adil, tanpa ampun dan tak beralasan. Tidak mungkin skenario itu dilanjutkan selamanya. Ada yang menuduh Turki sebagai negara yang membantu ISIS," ujarnya.
Erdogan mengatakan, tidak ada negara lain yang telah menderita banyak kerugian dari kelompok ekstremis itu selain Turki.
Turki mengatakan, pihaknya memerlukan lebih banyak bantuan dari sekutu Barat, khususnya di dekat perbatasan Suriah, dari mana wilayah Turki telah menjadi sasaran serangan roket.
Turki yang anggota NATO, enggan bergabung dengan koalisi anti-ISIS yang dipimpin Amerika dan menghadapi kritikan itu, karena tidak berbuat cukup untuk melindungi perbatasannya dari pejuang ISIS yang masuk ke Eropa.
Turki yang anggota NATO ragu bergabung dengan koalisi anti-ISIS yang dipimpin AS dan menghadapi kecaman bahwa negara itu tidak berbuat cukup untuk melindungi perbatasannya dari para militan yang berusaha menyusup masuk ke Eropa. [ab/as]