Presiden FIFA Sepp Blatter mau menumpas ‘permainan sandiwara’ dalam pertandingan sepakbola dengan secara tidak resmi mengusulkan suatu ‘kotak-dosa’ bagi pemain yang pura-pura cedera.
Dalam tulisannya pada mingguan FIFA berjudul ‘Stop Drama Amatir,’ Presiden federasi persatuan sepakbola internasional itu mengatakan, ia mendapati ‘sangat menjengkelkan’ jika seorang pemain yang menurut kata-katanya sudah dalam keadaan ‘setengah mati’ tau-tashu hidup lagi kalau sudah meninggalkan lapangan.
Blatter meminta wasit menyuruh pemain yang berpura-pura ini untuk tetap berada di pinggir lapangan jadi ketidak-hadirannya membawa dampak pada teamnya.
Dalam prakteknya, kata Blatter, ini sama dengan hukuman waktu dan ini akan membuat pemain yang bersandiwara berpikir dua kali sebelum melakukan sandiwaranya. Ia tidak merinci seberapa lama pemain yang cedera itu harus menunggu di pinggir lapangan.
Menurutnya, pemain yang menyungkurkan diri dan berpura-pura cedera sudah menjadi biasa dan diterima dalam pertandingan sepakbola sekarang.
Selanjutnya Blatter menambahkan, memberantas penipuan semacam itu terkait dengan soal penghormatan terhadap lawan dan fans, dan akhirnya rasa hormat diri sendiri sebagai pemain profesional dan sebagai teladan masyarakat.
Sebegitu jauh dalam pertandingan Premier League Inggris dewasa ini wasit sudah memberi 13 kartu kuning pada pemain yang bersandiwara ‘menyungkurkan diri.’
Sementara itu, manajer klub Liga Premier, Stoke City di Inggris, Mark Hughes didenda 13 ribu dolar oleh Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) karena ‘berperilaku tidak senonoh’ setelah diusir dari pinggir lapangan tatkala Stoke dibabat Newcastle United 1-5 pekan lalu.
Hughes diminta meninggalkan ruang duduk di pinggir lapangan karena mengamuk melihat pemain tengahnya Glenn Whelan dikeluarkan dari lapangan sesaat sebelum turun minum dalam pertandingan Premier League. Sewaktu Hughes meninggalkan ruang tersebut sambil mencampakkan baju dinginnya, pemain belakang Stoke, Marc Wilson juga dikeluarkan wasit dari lapangan.
Dalam tulisannya pada mingguan FIFA berjudul ‘Stop Drama Amatir,’ Presiden federasi persatuan sepakbola internasional itu mengatakan, ia mendapati ‘sangat menjengkelkan’ jika seorang pemain yang menurut kata-katanya sudah dalam keadaan ‘setengah mati’ tau-tashu hidup lagi kalau sudah meninggalkan lapangan.
Blatter meminta wasit menyuruh pemain yang berpura-pura ini untuk tetap berada di pinggir lapangan jadi ketidak-hadirannya membawa dampak pada teamnya.
Dalam prakteknya, kata Blatter, ini sama dengan hukuman waktu dan ini akan membuat pemain yang bersandiwara berpikir dua kali sebelum melakukan sandiwaranya. Ia tidak merinci seberapa lama pemain yang cedera itu harus menunggu di pinggir lapangan.
Menurutnya, pemain yang menyungkurkan diri dan berpura-pura cedera sudah menjadi biasa dan diterima dalam pertandingan sepakbola sekarang.
Selanjutnya Blatter menambahkan, memberantas penipuan semacam itu terkait dengan soal penghormatan terhadap lawan dan fans, dan akhirnya rasa hormat diri sendiri sebagai pemain profesional dan sebagai teladan masyarakat.
Sebegitu jauh dalam pertandingan Premier League Inggris dewasa ini wasit sudah memberi 13 kartu kuning pada pemain yang bersandiwara ‘menyungkurkan diri.’
Sementara itu, manajer klub Liga Premier, Stoke City di Inggris, Mark Hughes didenda 13 ribu dolar oleh Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) karena ‘berperilaku tidak senonoh’ setelah diusir dari pinggir lapangan tatkala Stoke dibabat Newcastle United 1-5 pekan lalu.
Hughes diminta meninggalkan ruang duduk di pinggir lapangan karena mengamuk melihat pemain tengahnya Glenn Whelan dikeluarkan dari lapangan sesaat sebelum turun minum dalam pertandingan Premier League. Sewaktu Hughes meninggalkan ruang tersebut sambil mencampakkan baju dinginnya, pemain belakang Stoke, Marc Wilson juga dikeluarkan wasit dari lapangan.