Kunjungan ke China pekan ini oleh presiden Filipina Rodrigo Duterte yang baru terpilih dan suka berbicara lantang sedang mendapat perhatian dengan seksama untuk melihat tanda-tanda pergeseran dalam hubungan antara kedua negara, yang telah mengalami kesulitan karena sengketa wilayah selama bertahun-tahun di Laut China selatan.
Selama ini, China adalah ancaman terbesar keamanan Filipina. Hubungan jatuh ke titik terendah, setelah keputusan mahkamah internasional yang baru beberapa bulan lalu yang mendukung Manila dan menolak klaim Beijing atas hampir semua perairan yang disengketakan.
Tetapi sekarang, hanya beberapa bulan setelah berjanji dalam kampanyenya untuk pergi dengan jet ski ke Laut China Selatan guna membela klaim wilayah laut Manila tetapi sekarang disebut Duterte ucapannya yang berlebihan pada masa kampanye, pemimpin Filipina itu telah mengancam akan memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat.
Ia juga telah memberi indikasi bahwa ia mungkin akan mulai merayu China dan Rusia sebagai ganti Amerika. [gp]
