Tautan-tautan Akses

Presiden Iran Kritik Polisi Moralitas di Negaranya


Presiden Iran Hassan Rouhani berpidato dalam pawai militer yang menandai perayaan Hari Angkatan Darat Nasional di Teheran (17/4). (AP/Ebrahim Noroozi)
Presiden Iran Hassan Rouhani berpidato dalam pawai militer yang menandai perayaan Hari Angkatan Darat Nasional di Teheran (17/4). (AP/Ebrahim Noroozi)

Presiden Hassan Rouhani berjanji mempertahankan kebebasan rakyat dan menghormati harga diri dan kepribadian warga negara.

Presiden Iran mengkritik pengerahan ribuan polisi moral yang menyamar di Teheran untuk melaporkan perempuan-perempuan muda yang tidak mengenakan hijab secara penuh atau mereka yang memainkan musik keras di mobil.

Sekitar 7.000 petugas pria dan wanita mulai melaporkan pelanggaran-pelanggaran tersebut di Teheran, ibukota Iran, hari Senin (18/4). Kepala polisi mengatakan para petugas tidak berwenang menangkap siapa pun; mereka hanya bisa mengirim laporan pelanggaran dengan SMS ke kantor polisi.

Ditanya mengenai polisi moralitas yang menyamar, Presiden Hassan Rouhani mengatakan keputusan itu seharusnya tidak dibuat oleh pemerintah dan ia akan memegang janji untuk mempertahankan kebebasan warga negara.

"Kewajiban pertama kita adalah menghormati harga diri dan kepribadian orang. Tuhan telah memberikan harga diri kepada seluruh umat manusia dan harga diri ini ada sebelum adanya agama," ujar Rouhani, seperti dikutip kantor berita ISNA hari Rabu (20/4).

Polisi Iran adalah bagian dari angkatan bersenjata dan diawasi oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, namun pemerintah masih memiliki suara dalam kebijakan-kebijakan mereka melalui Kementerian Dalam Negeri.

Polisi moralitas di Iran biasanya menahan perempuan di jalan karena memakai baju warna terang, hijab yang longgar atau rias wajah, sementara pria ditahan karena memiliki potongan rambut dan gaya berbusana yang dianggap "tidak dapat diterima.

Mereka menyegel tukang cukur karena memberikan potongan rambut Barat, dan kafe-kafe yang memberikan potongan rambut ala Barat dan kafe-kafe dimana permpuan dan laki-laki tidak mematuhi aturan Islam.

Rouhani menjabat tahun 2013 terutama berkat suara anak-anak muda, dan ia tidak setuju dengan aturan Islam yang ketat. Banyak anak muda iran berharap ia dapat melonggarkan aturan-aturan budaya.

Namun kelompok garis keras telah bergerak untuk menghalangi pelonggaran apa pun dari aturan-aturan sosial Republik Islam tersebut, dengan memperingatkan akan "infiltrasi" budaya Barat. Mereka mengkritik Rouhani secara keras karena mengatakan polisi seharusnya menegakkan undang-undang bukannya Islam.

Tahun 2014, ia mengatakan "Anda tidak dapat mengirim orang ke surga dengan cambuk," sebuah komentar yang memancing reaksi dari Pemimpin Tertinggi. [hd]

XS
SM
MD
LG