Shimon Peres meletakkan jabatan Kamis (24/7) sebagai Presiden Israel, dan memperkirakan perdamaian dan masa-depan yang sangat baik bagi Israel.
Peres yang berusia 90 tahun itu, yang selama ini menyuarakan perdamaian dan kerjasama dengan negara-negara tetangga Israel, mengatakan bangsa Arab dan rakyat Gaza bukan musuh Israel.
Ia mengutuk Hamas karena menempatkan ratusan ribu penduduk Gaza di garis depan perang dan memaksa anak-anak berfungsi sebagai perisai.
Ia mengatakan masa depan Israel sebagai negara Yahudi demokratis bergantung pada solusi dua negara yang berbasis perdamaian.
Peres adalah seorang pemenang Hadiah Nobel yang menjadi presiden pada 2007 setelah berbakti pada Israel selama 60 tahun dalam berbagai jabatan tingkat tinggi termasuk perdana menteri.
Penggantinya adalah anggota parlemen sayap kanan Reuven Rivlin – seorang penentang solusi dua negara. Tetapi, Rivlin tidak sependapat dengan Peres bahwa terorisme, dan bukan rakyat Palestina, adalah musuh Israel.