Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pada Sabtu (9/4) bahwa pasukan Rusia tampaknya telah melakukan kejahatan perang dengan menargetkan warga sipil di Ukraina. Namun dia mengatakan dugaan insiden tersebut harus diselidiki terlebih dahulu.
Meninggalkan Ukraina setelah lawatannya, von der Leyen mengatakan dia telah melihat dengan matanya sendiri kehancuran di kota Bucha dekat Kyiv pada Jumat (8/4). Sebuah tim forensik mulai menggali kuburan massal pyang berisi mayat warga sipil yang menurut pejabat setempat terbunuh saat orang Rusia menduduki kota itu.
"Saya melihat foto-foto itu, (Perdana Menteri Ukraina) Denys Shmyhal menunjukkan kepada saya: Membunuh orang-orang saat mereka lewat. Kami juga bisa melihat dengan mata kepala sendiri, bahwa kehancuran di kota itu ditargetkan pada kehidupan sipil. Bangunan tempat tinggal bukanlah target militer," kata von der Leyen, mengacu pada Bucha.
Moskow telah menolak tuduhan Ukraina dan negara-negara Barat tentang kejahatan perang. Rusia juga telah membantah pihaknya menargetkan warga sipil dalam apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" tetangganya.
Kremlin mengatakan pada Selasa bahwa tuduhan bahwa pasukan Rusia telah mengeksekusi warga sipil di Bucha adalah "pemalsuan mengerikan" yang bertujuan untuk merendahkan tentara Rusia.
Pada Jumat (8/4), hari yang sama ketika von der Leyen dan Josep Borrell, kepala diplomat Uni Eropa, mengunjungi Kyiv dan daerah sekitarnya, Ukraina dan sekutunya menyalahkan Rusia atas serangan rudal yang menewaskan sedikitnya 52 orang di stasiun kereta Kramatorsk di Ukraina timur.
Kementerian Pertahanan Rusia yang dikutip oleh kantor berita RIA mengatakan bahwa rudal yang dikatakan telah menghantam stasiun Kramatorsk hanya digunakan oleh militer Ukraina dan Angkatan Bersenjata Rusia tidak memiliki target yang ditetapkan di Kramatorsk pada Jumat (8/4).
Von der Leyen mengatakan Uni Eropa bekerja dengan Ukraina dalam tim investigasi bersama untuk mengumpulkan bukti kemungkinan kejahatan perang untuk digunakan dalam kasus pengadilan di masa depan.
"Sangat penting untuk didokumentasikan dengan baik, untuk mencegah kekalahan di pengadilan karena buktinya tidak cukup baik," kata von der Leyen.
Kepala jaksa Pengadilan Kriminal Internasional, Karim Khan, mengatakan pada bulan lalu dia telah membuka penyelidikan atas kemungkinan kejahatan perang di Ukraina. [ah]