Tautan-tautan Akses

Presiden Korsel yang Dimakzulkan Terkait Upaya Darurat Militer Tolak Penahanan


Para polisi berjaga di luar kediaman Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Presiden Yoon Suk Yeol di Seoul, Kamis, 2 Januari 2025. (Foto: Philip Fong/AFP)
Para polisi berjaga di luar kediaman Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Presiden Yoon Suk Yeol di Seoul, Kamis, 2 Januari 2025. (Foto: Philip Fong/AFP)

Pada 3 Desember, Yoon dengan gegabah mendeklarasikan darurat militer singkat yang berujung pada pemakzulannya.

Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, menolak penahanan pada Kamis (2/1) dengan tetap bertahan di dalam kediamannya untuk hari ketiga berturut-turut. Dia bersumpah untuk "melawan" pihak berwenang yang berusaha menanyainya atas upaya darurat militernya yang gagal.

Pada 3 Desember, Yoon dengan gegabah mendeklarasikan darurat militer singkat yang berujung pada pemakzulannya. Akibat tindakan itu, Yoon menghadapi ancaman penahanan, hukuman penjara, atau yang paling buruk, hukuman mati.

Pendukung dan penentang Yoon sejak itu berkemah di luar kediaman presiden, sementara anggota tim keamanannya memblokir upaya penggerebekan polisi dalam baku hantam yang dramatis.

Yoon telah bersembunyi tetapi tidak menyesal ketika krisis terus berlanjut. Dia mengeluarkan pesan dengan nada menantang ke para pendukungnya beberapa hari sebelum surat perintah penangkapan berakhir pada 6 Januari.

“Republik Korea saat ini berada dalam bahaya karena kekuatan internal dan eksternal yang mengancam kedaulatannya, dan aktivitas elemen anti-negara,” katanya dalam sebuah pernyataan yang disampaikan kepada para pengunjuk rasa, pengacaranya Yoon Kab-keun mengonfirmasi kepada AFP.

“Saya bersumpah untuk berjuang bersama Anda sampai akhir untuk melindungi bangsa ini,” tambahnya, sambil mengatakan bahwa dia menyaksikan protes yang dihadiri ratusan orang pada Rabu (1/1) malam melalui siaran langsung YouTube.

Para pendukung Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol berdemo di dekat Istana President di Seoul, 31 Desember 2024. (Foto: Yonhap/AFP)
Para pendukung Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol berdemo di dekat Istana President di Seoul, 31 Desember 2024. (Foto: Yonhap/AFP)

Yoon Kab-keun mengonfirmasi kepada AFP bahwa pemimpin yang dimakzulkan itu masih berada di dalam kompleks kepresidenan.

“Presiden ada di kediaman (resmi presiden),” ujarnya.

Anggota parlemen oposisi dengan cepat mengecam pesan pembangkangan Yoon Suk Yeol sebagai hal yang menghasut, dan juru bicara Partai Demokrat Jo Seoung-lae menyebut Yoon mengalami "delusi" dan menuduhnya mencoba menghasut bentrokan.

Tim hukum presiden yang diskors telah mengajukan perintah untuk memblokir surat perintah tersebut dan menggambarkan perintah penangkapan pada hari Rabu sebagai “tindakan yang melanggar hukum dan tidak sah.”

Kepala Kantor Investigasi Korupsi (CIO) Oh Dong-woon memperingatkan bahwa siapa pun yang mencoba menghalangi pihak berwenang untuk menangkap Yoon Suk Yeol dapat menghadapi tuntutan.

Bersamaan dengan pemanggilan tersebut, pengadilan Seoul mengeluarkan surat perintah penggeledahan di kediaman resminya dan lokasi lainnya, kata seorang pejabat CIO kepada AFP.

Sikap resmi dinas keamanan presiden adalah merespons perintah penangkapan tersebut dengan proses yang semestinya.

Masih belum jelas berapa banyak penjaga yang ditempatkan bersamanya tetapi mereka telah memblokir penggeledahan di kantor dan tempat tinggalnya. [ft/rs]

Recommended

XS
SM
MD
LG