Presiden Lebanon Michel Aoun, Rabu (17/3), mendesak perdana menteri yang ditunjuk Saad Hariri untuk ‘secepatnya’ membentuk pemerintahan atau mundur ketika krisis ekonomi negara itu semakin buruk.
"Saya mengundangnya ke istana (presiden) di Baabda untuk segera membentuk pemerintahan yang bisa saya setujui," kata Aoun dalam pidato yang disiarkan televisi.
“Namun, jika tidak mampu membentuk dan memimpin suatu pemerintahan penyelamatan nasional guna menghadapi situasi berbahaya di negara ini, ia tidak punya pilihan selain memberi jalan kepada mereka yang mampu mengemban tugas ini. Saya dengan tulus mengimbau perdana menteri yang ditunjuk agar segera memilih salah satu dari dua opsi tersebut," kata Aoun menegaskan.
Kelompok politik Lebanon yang terpecah telah gagal menyetujui kabinet baru sejak ledakan masif di pelabuhan Beirut pada Agustus 2020 yang menewaskan lebih dari 200 orang dan menyebabkan pengunduran diri pemerintah.
Perdana Menteri Hariri tiga kali ditugaskan pada Oktober lalu untuk membentuk pemerintahan, tetapi proses tertunda oleh tawar-menawar yang tiada henti antara partai-partai penguasa utama.
Lebanon berada dalam cengkeraman krisis ekonomi terburuk sejak perang saudara 1975-1990.
Mata uang pound Lebanon, yang secara resmi dipatok pada harga 1.507 terhadap dolar AS sejak 1997, telah kehilangan nilainya hampir 90 persen di pasar gelap.
Pada Rabu (17/3), sejumlah pengunjuk rasa berupaya menyerbu kementerian ekonomi dan mengecam lonjakan harga barang-barang kebutuhan pokok. [mg/jm]