Tautan-tautan Akses

Bank Dunia Ancam Hentikan Bantuan Vaksin Lebanon


Vaksin COVID-19 produksi Pfizer-BioNTech tiba di bandara internasional Rafik Hariri di Beirut, Lebanon, 13 Februari 2021 lalu (foto: dok).
Vaksin COVID-19 produksi Pfizer-BioNTech tiba di bandara internasional Rafik Hariri di Beirut, Lebanon, 13 Februari 2021 lalu (foto: dok).

Bank Dunia, Selasa (23/2) mengancam akan menangguhkan pembiayaan multi-jutaan dolar untuk vaksinasi COVID-19 Lebanon karena sejumlah politisi melanggar jadwal antrean.

Media lokal dan beberapa pejabat setempat menyatakan beberapa anggota parlemen mendapat vaksinasi di parlemen hari Selasa sementara warga Lebanon lainnya dalam kelompok prioritas masih menunggu giliran. Itu memicu teguran dari dokter yang memimpin kampanye dan kemarahan di media sosial.

Alokasi ulang oleh Bank Dunia sebesar $ 34 juta itu memungkinkan Lebanon menerima dua batch pertama dari sekitar 60.000 dosis Pfizer-BioNTech bulan Februari 2021.

Bank Dunia itu memantau peluncuran vaksin untuk memastikan dosis pertama diberikan kepada para petugas kesehatan dan warga lansia. Langkah tersebut memperingatkan adanya favoritisme di negara itu, ketika puluhan tahun menghadapi masalah pemborosan dan korupsi negara yang telah memicu krisis keuangan.

"Setelah konfirmasi terjadinya pelanggaran, Bank Dunia dapat menangguhkan pembiayaan vaksin dan dukungan untuk tanggapan COVID-19 di seluruh Lebanon !!" Direktur regional Bank Dunia Saroj Kumar Jha menegaskan melalui cuitan. Kumar Jha menyebut hal itu merupakan pelanggaran terhadap rencana nasional.

Kementerian kesehatan tidak segera menanggapi permintaan untuk memberikan komentar.

Seorang anggota parlemen, yang tidak bersedia disebutkan namanya, menyatakan beberapa anggota parlemen lama dan mantan termasuk staf administrasi, divaksinasi di aula parlemen tanpa liputan media.

Ia mengemukakan dosis pertama dikirim minggu lalu ke istana Baabda untuk Presiden Michel Aoun dan beberapa lainnya. Kantor kepresidenan membenarkan bahwa Aoun, usia 86 tahun, mendapat vaksinasi termasuk istri dan 10 tim dekatnya. Pernyataan itu menyebutkan bahwa mereka terdaftar di platform vaksin secara online tanpa mengklarifikasi lebih jauh jika mereka termasuk dalam kategori berisiko tinggi.

Dokter yang memimpin komite vaksinasi COVID-19 Lebanon, Abdul Rahman Bizri, menyatakan tidak mengetahui vaksin telah dikirim ke parlemen.

Wakil ketua parlemen Elie Ferzli, berusia 71 tahun, menulis di Twitter telah mendapat kesempatan vaksinasi. Kemarahan merebak dan menyebar di negara tersebut.

Lonjakan infeksi sejak Januari lalu melanda Lebanon dengan korban tewas lebih dari 4.400 jiwa. [mg/jm]

XS
SM
MD
LG