Presiden Mesir Mohammed Morsi memerintahkan agar seorang redaktur surat kabar yang dituduh menghina dirinya dibebaskan dari penjara.
Morsi Kamis (23/8) memutuskan tidak akan ada wartawan yang dipenjara karena dugaan kejahatan terkait penerbitan seperti fitnah dan penghinaan. Itu adalah keputusan pertamanya sebagai presiden sejak mencabut kekuasaan legislatif dari militer awal bulan ini.
Keputusan Presiden itu muncul segera setelah pengadilan Kairo memutuskan agar redaktur surat kabar, Islam Afifi, tetap mendekam di penjara sampai sidang berikutnya bulan September. Jaksa penuntut mengatakan surat kabar Al-Dustour yang dipimpinnya menghina presiden dan memprovokasi dengan mengecam bekas partai Morsi, Ikhwanul Muslimin.
Departemen Luar Negeri Amerika dan kelompok-kelompok hak asasi manusia mendesak Mesir untuk menegakkan kebebasan pers, dan mengatakan tuntutan akan kebebasan berbicara adalah salah satu alasan warga Mesir menggulingkan mantan Presiden Hosni Mubarak.
Morsi Kamis (23/8) memutuskan tidak akan ada wartawan yang dipenjara karena dugaan kejahatan terkait penerbitan seperti fitnah dan penghinaan. Itu adalah keputusan pertamanya sebagai presiden sejak mencabut kekuasaan legislatif dari militer awal bulan ini.
Keputusan Presiden itu muncul segera setelah pengadilan Kairo memutuskan agar redaktur surat kabar, Islam Afifi, tetap mendekam di penjara sampai sidang berikutnya bulan September. Jaksa penuntut mengatakan surat kabar Al-Dustour yang dipimpinnya menghina presiden dan memprovokasi dengan mengecam bekas partai Morsi, Ikhwanul Muslimin.
Departemen Luar Negeri Amerika dan kelompok-kelompok hak asasi manusia mendesak Mesir untuk menegakkan kebebasan pers, dan mengatakan tuntutan akan kebebasan berbicara adalah salah satu alasan warga Mesir menggulingkan mantan Presiden Hosni Mubarak.
