Presiden AS Barack Obama melakukan kunjungan yang jarang ke Pentagon, hari Senin, untuk berbicara dengan penasihat keamanan nasional tentang memperbaiki strategi AS untuk mengalahkan militan Negara Islam atau ISIS.
“Apa saja yang berhasil dan dapat kita lakukan secara lebih baik,” kata Presiden Obama.
Setelah bertemu dengan anggota tim keamanannya hari Senin, Presiden Barack Obama berjanji untuk meningkatkan perlawanan, terutama di Suriah, di mana ia mengatakan AS akan merebut cadangan minyak dan kepemimpinan ISIS.
“Dan saya telah menegaskan kepada tim saya bahwa kita akan berbuat lebih banyak untuk melatih dan memperlengkapi kelompok oposisi moderat di Suriah,” lanjutnya.
Beberapa analis bersikap kritis mengenai dampak AS di Suriah. Pakar Brian Katulis memberitahu VOA melalui Skype bahwa Suriah adalah "kaitan terlemah" dalam strategi anti ISIS Obama.
“Jelas ada banyak aktivitas lapangan di Suriah, tetapi sangat sedikit yang tampak mengarah kepada tujuan kita atau setidaknya pada apa yang termaktub dalam kebijakan kita,” kata Brian Katulis, dari Center for American Progress.
Presiden Obama, yang pernah mengakui bahwa AS tidak memiliki "strategi lengkap" dalam melawan ISIS, bertemu dengan Menteri Pertahanan Ash Carter dan para panglima militer serta pejabat-pejabat intelijen.
Pertemuan tersebut menyusul serangan udara intensif akhir pekan oleh koalisi pimpinan AS terhadap kelompok militan itu, yang telah menguasai wilayah besar Irak utara dan barat serta Suriah timur. Kelompok koalisi melancarkan 38 serangan, dengan hampir separuh diarahkan ke sekitar apa yang diproklamirkan ISIS sebagai ibukota, Raqqa.
Obama berbicara tentang sebuah kampanye multi dimensi di mana pasukan koalisi menyerang ISIS dari udara, sementara mengambil langkah-langkah untuk menghapuskan pendanaan kelompok itu dan memperkuat pasukan lokal dalam melancarkan operasi darat di Irak dan di tempat lain. Dia mencatat keberhasilan kelompok militan dalam merekrut calon pejuang potensial di tempat-tempat yang jauh, termasuk AS, dan menyatakan, mengalahkan ISIS akan membutuhkan lebih dari sekadar kekuatan militer.
Presiden menambahkan bahwa lebih dari 5.000 serangan udara koalisi, digabungkan dengan kekuatan pasukan lokal, telah berhasil mendesak mundur ISIS di Irak dan Suriah. Mereka telah merebut kembali Bendungan Mosul, wilayah di Gunung Sinjar, propinsi-propinsi Kirkuk dan Irbil, Tikrit, bahkan memblokir jalur-jalur penting ISIS di Suriah utara.
“Ini pengingat bahwa kelemahan strategis ISIS adalah nyata,” kata Presiden Obama.
Tetapi Obama memperingatkan, tidak ada kekuatan militer yang akan mengalahkan militan ISIS, kecuali jika diselaraskan dengan upaya politik dan ekonomi untuk mengisi kekosongan akibat kekalahan mereka.
Salah satu pengecam paling keras Presiden Obama di Kongres, Senator John McCain, menyebut kampanye pemerintah terhadap ISIS hanyalah "khayalan." McCain mengatakan "tidak ada alasan kuat untuk percaya bahwa apa yang sedang kita lakukan adalah memadai untuk mengurangi dan, akhirnya, mengalahkan ISIS.
Sebelumnya, Menteri Carter bertemu dengan Menteri Pertahanan Perancis Jean - Yves Le Drian, yang menyebut ISIS sebagai "laskar teroris", bukannya "kelompok teroris."
Le Drian bersumpah pasukan Prancis akan terus bekerjasama dengan koalisi untuk "mencegah” ISIS mengambil alih Irak. Perancis tidak berpartisipasi dalam serangan udara di Suriah, tetapi telah menggunakan kapal induk Charles de Gaulle untuk melancarkan serangan-serangan udara ke Irak selama berbulan-bulan .
Serangan-serangan koalisi dimulai di Irak Agustus lalu dan di Suriah sebulan kemudian. Pesawat-pesawat tempur telah melakukan lebih dari 5.000 serangan udara gabungan, menurut data Gedung Putih, dalam misi yang disebut para pejabat telah membantu pasukan Irak dan gerilyawan di Suriah dalam merebut kembali sebagian wilayah dari militan itu.
Sejauh ini, Presiden Obama telah menolak seruan-seruan untuk mengirim pasukan darat AS kembali ke Irak, meskipun menempatkan ppara enasihat dan pelatih untuk berusaha memperkuat pasukan Irak.