Presiden Polandia Andrzej Duda hari Minggu (22/5) berbicara kepada parlemen Ukraina menolak saran bahwa Kyiv harus menyerahkan sebagian wilayahnya ke Rusia untuk mengakhiri invasi tiga bulan Moskow.
"Suara-suara yang mengkhawatirkan telah muncul, mengatakan bahwa Ukraina harus menyerah pada tuntutan Putin, kata Duda kepada anggota parlemen Ukraina. "Hanya Ukraina yang berhak untuk memutuskan masa depannya ... tidak ada hal mengenai anda tanpa keterlibatan anda," lanjutnya disambut tepuk tangan meriah di ruang parlemen itu.
Duda, pemimpin asing pertama yang berpidato langsung di depan parlemen Ukraina sejak invasi Rusia pada 24 Februari, mengatakan masyarakat internasional harus menuntut agar Moskow sepenuhnya menarik pasukannya dari wilayah Ukraina.
"Jika Ukraina dikorbankan untuk ... alasan ekonomi atau ambisi politik - bahkan satu sentimeter pun dari wilayahnya - itu akan menjadi pukulan besar tidak hanya untuk bangsa Ukraina, tetapi untuk seluruh dunia Barat," kata Duda.
Pemimpin Polandia, yang negaranya telah menerima lebih dari 2 juta pengungsi Ukraina yang melarikan diri dari perang, mengatakan ia “tidak akan berhenti sampai Ukraina menjadi anggota Uni Eropa.”
Ketika Duda berbicara, pertempuran yang lebih banyak meletus di wilayah Donbas, Ukraina timur setelah Rusia menyatakan bahwa mereka memiliki kendali penuh atas pabrik baja Azovstal yang luas di kota pelabuhan Mariupol. Rusia meluncurkan serangan artileri dan rudal di jantung industri Ukraina itu, di mana separatis yang didukung Rusia bentrok dengan pasukan Kyiv sejak Semenanjung Krimea direbut oleh Moskow pada 2014. [my/jm]