Presiden Prancis Emmanuel Macron, Selasa (4/7), bertemu ratusan pejabat Prancis. Mereka mulai mencari tahu "alasan yang lebih dalam" dari kerusuhan pasca tewasnya seorang remaja ketika disetop polisi lalu lintas.
Pertemuan di istana Elysee itu dihadiri sekitar 300 walikota, yang wilayahnya mengalami kerusakan selama seminggu kekerasan. Pihak berwenang melaporkan malam yang jauh lebih tenang di seluruh negeri.
"Apakah kembali tenang secara permanen? Saya akan berhati-hati, tetapi puncak kerusuhan yang kita lihat dalam beberapa hari ini telah berlalu," kata Macron, menurut seorang peserta pertemuan. "Kita semua menginginkan ketertiban yang langgeng," kata Macron. "Ini adalah prioritas mutlak."
Prancis dilanda kerusuhan dan penjarahan sejak Nahel M, 17, tewas di tangan seorang petugas kepolisian di luar Paris. Insiden ini mengobarkan kembali tuduhan lama akan rasisme yang sistemik di kalangan pasukan keamanan.
Menurut Kementerian Dalam Negeri, puluhan bangunan rusak, termasuk serangan terhadap empat kantor polisi. Namun tidak ada korban luka. Lebih dari 150 kendaraan telah dibakar, dan ratusan kebakaran dimulai di tempat sampah atau tempat umum lainnya.
Mobilisasi polisi dipertahankan pada tingkat yang sama seperti dua malam sebelumnya, yaitu 45.000 di seluruh Prancis. Walikota di seluruh Prancis telah mengadakan aksi unjuk rasa, Senin, menyerukan diakhirinya bentrokan kekerasan. [ka/jm]
Forum