Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Ukraina bertanggung jawab atas ditembaknya pesawat penumpang Malaysia Airlines MH17 hingga jatuh di Ukraina bagian timur, menyebabkan tewasnya 280 penumpang dan 15 awak.
"Tragedi ini tidak akan terjadi bila ada perdamaian di tanah ini, jika Ukraina tidak menggencarkan aksi militer di Ukraina bagian tenggara," ujar Putin, menurut pernyataan yang dikeluarkan Kremlin, Jumat (18/7). "Dan tentunya, negara di mana peristiwa ini terjadi harus bertanggung jawab atas tragedi naas ini."
Sebagian besar penumpang di penerbangan MH17 dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur adalah warga negara Belanda. Terdapat juga warga negara Australia, Malaysia, Indonesia, Filipina, Inggris, Jerman, Belgia dan Kanada. Negara asal lebih dari 50 penumpang belum dapat dikonfirmasi.
Beragamnya kebangsaan mereka yang berada di dalam pesawat, menjadikan konflik yang berkecamuk di Ukraina kini berdampak pada negara-negara yang sebelumnya tidak tersentuh konflik regional ini.
Krisis di Ukraina mulai bergulir setelah Presiden Ukraina saat itu yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych, dilengserkan dari jabatannya oleh aksi-aksi protes oleh warga yang menginginkan Ukraina berhubungan lebih erat dengan Uni Eropa. Rusia kemudian mencaplok Semenanjung Krimea di Ukraina selatan, dan daerah di bagian timur Ukraina yang pro-Rusia mulai menduduki gedung-gedung pemerintah dan menuntut pemisahan diri dari Ukraina. Moskow menolah tuduhan Barat bahwa pemerintah Rusia mendukung kaum separatis dan dengan itu, menebar konflik di Ukraina.