Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan membentuk unit khusus untuk urusan diaspora. Inisiatif itu diumumkan presiden lewat pesan video dalam Kongres Diaspora Indonesia di Los Angeles, Amerika hari Jumat malam (6/7) waktu setempat. Wartawan VOA Vina Mubtadi melaporkan selengkapnya dari Los Angeles, negara bagian California.
Dalam sambutannya yang disampaikan melalui pesan video, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan diaspora Indonesia lebih dari sekedar perantau, tapi juga merupakan komunitas besar yang dinamis dan penuh dengan potensi dan sumber daya.
Diaspora yang dimaksud disini bukan hanya warga Indonesia yang ada di luar negeri, tapi juga warga negara asing yang berdarah dan berbudaya Indonesia di luar negeri.
Presiden SBY menambahkan pemerintah sedang menyusun langkah kongkret untuk menjalin kemitraan dengan diaspora Indonesia.
“Menteri Luar Negeri Republik Indonesia tengah mengembangkan kebijakan untuk lebih memberikan dukungan dan bantuan kepada komunitas Diaspora Indonesia, dengan antara lain membentuk desk urusan Diaspora Indonesia,” demikian ungkap Presiden SBY.
Menurut Oresiden, salah satu bentuk dukungan yang diberikan adalah proses pemberian kemudahan visa, termasuk pemberian visa khusus bagi Diaspora Indonesia yang sudah tidak lagi menjadi WNI.
Kebijakan baru tersebut diumumkan pada acara pembukaan Kongres Diaspora Indonesia yang pertama di Los Angeles Convention Center, negara bagian California, Jumat malam waktu setempat.
Pada malam itu juga diberikan Penghargaan Diaspora Indonesia kepada beberapa orang yang dianggap sebagai ikon diaspora. Termasuk diantara penerima penghargaan adalah mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang kini menjabat sebagai direktur pelaksana Bank Dunia dan Ebrahim Rasool, Duta Besar Afrika Selatan untuk Amerika, yang juga keturunan Indonesia.
Penghargaan juga diberikan kepada Sehat Sutardja, inovator dalam bidang elektronik. Ia bersama isterinya mendirikan perusahaan raksasa Marvell Technology di Sillicon Valley, Amerika.
Dalam pidatonya usai menerima penghargaan tersebut, Sehat menyampaikan terima kasihnya kepada kedua anaknya yang memahami kesibukan kedua orang tuanya yang memiliki misi untuk mengubah dunia.
Kongres besar yang digagas oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amerika ini bertujuan untuk menghubungkan diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh dunia.
Selain dihadiri oleh ribuan peserta diaspora dari berbagai negara, kongres ini juga dihadiri beberapa menteri kabinet, pejabat tinggi pemerintah, anggota DPR, duta besar, hingga artis ternama Indonesia di Amerika.
Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Dino Patti Djalal, mengatakan dilibatkannya nama-nama besar dalam pemerintahan, bukan tanpa alasan.
“Ini non-politis. Tidak ada ke arah partai manapun. Tapi kita juga tahu salah satu alasan gerakan diaspora dulu pernah gagal karena tidak ada political champion dalam negeri tidak ada pendekar politiknya,” kata Dubes Dino.
Kongres Diaspora Indonesia berlangsung tanggal 6-8 Juli dan akan ditutup dengan pembacaan deklarasi yang mengukuhkan komitmen para diaspora Indonesia.
Dalam sambutannya yang disampaikan melalui pesan video, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan diaspora Indonesia lebih dari sekedar perantau, tapi juga merupakan komunitas besar yang dinamis dan penuh dengan potensi dan sumber daya.
Diaspora yang dimaksud disini bukan hanya warga Indonesia yang ada di luar negeri, tapi juga warga negara asing yang berdarah dan berbudaya Indonesia di luar negeri.
Presiden SBY menambahkan pemerintah sedang menyusun langkah kongkret untuk menjalin kemitraan dengan diaspora Indonesia.
“Menteri Luar Negeri Republik Indonesia tengah mengembangkan kebijakan untuk lebih memberikan dukungan dan bantuan kepada komunitas Diaspora Indonesia, dengan antara lain membentuk desk urusan Diaspora Indonesia,” demikian ungkap Presiden SBY.
Menurut Oresiden, salah satu bentuk dukungan yang diberikan adalah proses pemberian kemudahan visa, termasuk pemberian visa khusus bagi Diaspora Indonesia yang sudah tidak lagi menjadi WNI.
Kebijakan baru tersebut diumumkan pada acara pembukaan Kongres Diaspora Indonesia yang pertama di Los Angeles Convention Center, negara bagian California, Jumat malam waktu setempat.
Pada malam itu juga diberikan Penghargaan Diaspora Indonesia kepada beberapa orang yang dianggap sebagai ikon diaspora. Termasuk diantara penerima penghargaan adalah mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang kini menjabat sebagai direktur pelaksana Bank Dunia dan Ebrahim Rasool, Duta Besar Afrika Selatan untuk Amerika, yang juga keturunan Indonesia.
Penghargaan juga diberikan kepada Sehat Sutardja, inovator dalam bidang elektronik. Ia bersama isterinya mendirikan perusahaan raksasa Marvell Technology di Sillicon Valley, Amerika.
Dalam pidatonya usai menerima penghargaan tersebut, Sehat menyampaikan terima kasihnya kepada kedua anaknya yang memahami kesibukan kedua orang tuanya yang memiliki misi untuk mengubah dunia.
Kongres besar yang digagas oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amerika ini bertujuan untuk menghubungkan diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh dunia.
Selain dihadiri oleh ribuan peserta diaspora dari berbagai negara, kongres ini juga dihadiri beberapa menteri kabinet, pejabat tinggi pemerintah, anggota DPR, duta besar, hingga artis ternama Indonesia di Amerika.
Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Dino Patti Djalal, mengatakan dilibatkannya nama-nama besar dalam pemerintahan, bukan tanpa alasan.
“Ini non-politis. Tidak ada ke arah partai manapun. Tapi kita juga tahu salah satu alasan gerakan diaspora dulu pernah gagal karena tidak ada political champion dalam negeri tidak ada pendekar politiknya,” kata Dubes Dino.
Kongres Diaspora Indonesia berlangsung tanggal 6-8 Juli dan akan ditutup dengan pembacaan deklarasi yang mengukuhkan komitmen para diaspora Indonesia.