Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena berjanji akan memecat para pemimpin pasukan keamanan negara itu atas kegagalan mereka mencegah aksi pemboman pada hari Minggu Paskah yang menewaskan 359 orang.
Dalam pidatonya yang disiarkan secara nasional, Presiden Sirisena mengatakan, ia akan mengambil langkah tegas dalam beberapa hari mendatang terhadap para pejabat yang tidak menyampaikan informasi intelijen kepadanya menyangkut kemungkinan terjadinya serangan tersebut.
Laporan-laporan menyebutkan, dinas-dinas intelijen India sebetulnya telah memberikan beberapa peringatan ke Sri Lanka, dan bahwa dinas-dinas itu telah mengumpulkan informasi mengenai kelompok militan Muslim National Thowfeek Jamaath (NTJ), yang diduga melakukan serangan tersebut.
Pemerintah juga mendapat sorotan setelah tersiar kabar bahwa pertikaian politik antara Presiden Sirisena dan PM Ranil Wickremesinghe ikut mengakibatkan kegagalan dalam menanggapi peringatan terkait serangan itu. Wickremesinghe mengakui, Selasa, bahwa memang ada persoalan komunikasi, namun semua perselisihan dengan Sirisena telah diatasi.
Ditanya apakah masih ada ancaman aktif di negara itu, Wickremesinghe mengatakan, pihaknya masih memburu orang-orang yang diketahui memiliki bom.
Alaina Teplitz, Dubes AS untuk Sri Lanka, mengatakan, kepada sekelompok wartawan asing di Kolombo, Rabu (24/4), bahwa jelas ada kegagalan dalam sistem intelijen Sri Lanka menjelang serangan itu. Teplitz mengatakan sebuah tim agen FBI telah tiba di Kolombo untuk membantu para sejawatnya di Sri Lanka dalam penyelidikan tersebut. [ab]