Presiden Suriah Bashar al-Assad mengganti gubernur sebuah provinsi di Suriah timur yang bermasalah sementara pasukan tentara melanjutkan penumpasan brutal nasional terhadap para demonstran anti pemerintah.
Assad hari Minggu menunjuk mantan brigadir jenderal polisi Samir al-Sheik yang berbasis di Damaskus untuk memimpin provinsi Deir al-Zor yang kaya minyak, dua hari setelah wilayah tersebut melakukan aksi protes terbesar menuntut diakhirinya kekuasaan yang otoriter.
Sheik menggantikan Hussein Arnos, seorang warga sipil, yang dipindahkan ke provinsi kecil Qunaitera di Damaskus barat.
Para aktivis mengatakan setengah juta orang turun ke jalan-jalan hari Jumat di Deir al-Zor, sebuah daerah kesukuan pusat umat Sunni yang berbatasan dengan Irak. Pekan lalu, tentara-tentara mengepung kota Albu Kamal, di tepi timur provinsi itu, setelah 30 tentara membelot menyusul pembunuhan empat pengunjuk rasa.
Kantor berita Perancis mengutip aktivis-aktivis mengatakan tentara Suriah menguasai beberapa daerah di kota Homs hari Minggu, dan pengerahan besar-besaran tentara di sekitar Duar al-Fakhura dan al-Nazihin. Homs menjadi titik pusat perhatian gerakan protes dan tindakan keras pemerintah terhadap para pembangkang.
Pihak berwenang juga menyapu kota Damaskus hari Sabtu, menahan sejumlah orang. AFP melaporkan pasukan pemerintah membangun penghalang di jalur ke ibukota distrik Qabun, dan mengerahkan pasukan di depan masjid dengan senapan otomatis.
Sementara itu, pemerintah Suriah telah mengesahkan UU baru yang mengijinkan pembentukan partai-partai politik, mengganti sebuah larangan terhadap kelompok-kelompok oposisi sejak Partai Ba’ath mulai berkuasa tahun 1963.
Kantor berita pemerintah SANA hari Senin mengatakan UU itu adalah bagian dari program reformasi politik dan menyatakan partai-partai tidak bisa didasarkan pada agama, suku atau daerah. UU itu juga mengatakan partai-partai baru tidak bisa menjadi cabang kelompok diluar Suriah atau menggunakan kekerasan apapun.