Presiden Taiwan Lai Ching-te menyampaikan niat baik dan kerja sama kepada China pada hari Minggu (26/5), menyusul latihan perang yang China lakukan selama dua hari di dekat pulau tersebut, di saat sekelompok anggota Kongres Amerika Serikat (AS) tiba di Taipei.
China, yang mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya, melakukan latihan militer pada hari Kamis (23/5) dan Jumat (24/5), dan menyebutnya sebagai “hukuman” setelah pidato pelantikan Lai pada hari Senin (20/5) lalu yang Beijing sebut sebagai upaya lain untuk mencapai kemerdekaan formal pulau itu.
China telah berulang kali mengecam Lai sebagai “separatis.” Lai menolak klaim kedaulatan Beijing dan mengatakan bahwa hanya rakyat Taiwanlah yang dapat menentukan masa depan mereka. Dia telah berulang kali menawarkan pembicaraan namun ditolak.
Berbicara dalam sebuah pertemuan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di kota di selatan Taiwan, Tainan, Lai meminta China untuk “berbagi tanggung jawab besar atas stabilitas regional dengan Taiwan,” demikian menurut komentar yang diberikan oleh partainya.
Lai, yang memenangkan pemilu pada bulan Januari, mengatakan bahwa ia juga “berharap dapat meningkatkan pemahaman bersama dan rekonsiliasi dengan China melalui pertukaran dan kerja sama, menciptakan keuntungan bersama dan bergerak menuju posisi perdamaian dan kemakmuran bersama.”
Dia juga berterima kasih kepada Amerika Serikat dan negara-negara lain atas ungkapan kekhawatiran mereka tentang latihan militer yang dilakukan oleh China.
“Komunitas internasional tidak akan menerima negara mana pun yang menciptakan gejolak di Selat Taiwan dan mempengaruhi stabilitas regional,” tambah Lai.
Kelompok pertama anggota Kongres AS, yang mengunjungi Taiwan sejak Lai menjabat, tiba di pulau itu pada hari Minggu (26/5) untuk kunjungan selama empat hari. Kelompok tersebut dipimpin oleh Michael McCaul, ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS dari Partai Republik.
McCaul, yang bergabung dengan kelompok bipartisan yang terdiri dari lima anggota parlemen lainnya, bertemu dengan Lai pada Senin (27/4) pagi untuk “bertukar pandangan tentang perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik,” kata kantor kepresidenan Taiwan.
“Taiwan adalah negara demokrasi yang berkembang. AS akan terus mendukung mitra setia kami dan bekerja untuk mempertahankan status quo di Selat Taiwan,” kata McCaul dalam sebuah pernyataan.
Pemerintah Taiwan telah mengecam permainan perang yang dilakukan oleh China. Selama empat tahun terakhir, China telah melakukan kegiatan militer rutin di sekitar Taiwan dalam upaya untuk menekan pemerintah pulau tersebut.
Pada hari Minggu, kementerian pertahanan Taiwan mengatakan bahwa garnisun di pulau Erdan, bagian dari kepulauan Kinmen yang dikuasai Taiwan yang terletak di sebelah Kota Xiamen dan Quanzhou di China, menemukan sebuah kotak kardus “kasar” yang berisi kertas bertuliskan slogan-slogan politik yang ditulis dengan karakter Mandarin yang disederhanakan yang umum digunakan di China.
Pihak kementerian mengatakan bahwa kotak itu diduga dijatuhkan oleh pesawat tak berawak di luar garis pandang, dan menambahkan, “Ini adalah trik operasi kognitif yang khas.” Pada tahun 2022, Taiwan menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak di lepas pantai Kinmen setelah mengeluhkan adanya gangguan selama berhari-hari.
Kementerian pertahanan China tidak menjawab panggilan telepon di luar jam kerja.
Militer China telah terus menerus menayangkan rentetan video propaganda dan animasi yang ditujukan kepada Taiwan sejak latihan dimulai.
Komando Mandala Timur China, yang menjalankan latihan tersebut, pada hari Minggu menayangkan sebuah video yang menunjukkan penembakan roket yang mereka sebut sebagai “mematikan lintas selat.” [my/rs]
Forum