Presiden Taiwan telah mengatakan bahwa pulau yang demokratis itu tidak perlu dengan segera melakukan pembicaraan politik dengan China Daratan, walaupun Presiden China Xi Jinping telah menyerukan pembicaraan tersebut.
Ketika berbicara kepada para wartawan Jumat (22/11), Ma Ying-jeou mengatakan bahwa “kita memiliki prinsip membicarakan soal-soal yang mudah dahulu, kemudian baru hal-hal yang lebih sulit dan masalah ekonomi sebelum masalah politik.”
Ia menambahkan bahwa salah satu pokok yang saat ini sedang dibicarakan antara Taipei dan Beijing – pembukaan kantor perwakilan satu sama lain di kedua wilayah – memang mempunyai komponen politik.
Pernyataan itu tampaknya usaha Ma untuk mengurangi tekanan dari Beijing atas lambannya laju dialog politik antara kedua pihak.
Taiwan dan China pecah dalam perang saudara 1949, namun China masih mengklaim pulau yang demokratis itu sebagai bagian dari wilayahnya.
Ketika berbicara kepada para wartawan Jumat (22/11), Ma Ying-jeou mengatakan bahwa “kita memiliki prinsip membicarakan soal-soal yang mudah dahulu, kemudian baru hal-hal yang lebih sulit dan masalah ekonomi sebelum masalah politik.”
Ia menambahkan bahwa salah satu pokok yang saat ini sedang dibicarakan antara Taipei dan Beijing – pembukaan kantor perwakilan satu sama lain di kedua wilayah – memang mempunyai komponen politik.
Pernyataan itu tampaknya usaha Ma untuk mengurangi tekanan dari Beijing atas lambannya laju dialog politik antara kedua pihak.
Taiwan dan China pecah dalam perang saudara 1949, namun China masih mengklaim pulau yang demokratis itu sebagai bagian dari wilayahnya.