Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte berencana mengunjungi Vatican City untuk meminta maaf secara resmi karena menyebut Paus Fransiskus “anak pelacur” tahun lalu, kata juru bicaranya.
Duterte, walikota Davao City yang suka berkata-kata tidak sopan, mengeluarkan makian itu tahun lalu ketika lawatan Paus Fransiskus menyebabkan kemacetan parah di kota Manila yang lalu lintasnya sangat padat.
Pada awal lawatan Paus pada Januari 2015, Duterte mengatakan perlu waktu lima jam baginya untuk melintasi kota itu. Duterte menyatakan ia ingin menelpon Paus dan mengatakan Paus sebagai “anak pelacur”.
“Pulanglah, jangan kunjungi kami lagi,” lanjutnya ketika itu.
Duterte telah meminta maaf kepada Paus melalu surat, dan menerima balasan dari Vatikan bahwa Paus akan mendoakannya. Meskipun tanggal kunjungan Duterte ke Vatikan belum ditetapkan, juru bicaranya mengatakan hal itu sebagai prioritas utama.
Kata-kata tidak sopan terhadap Paus tidak menghalangi Duterte meraih kemenangan dalam pemilihan presiden di Filipina yang mayoritas penduduknya beragama Katolik.
Ia menang besar hari Senin (9/5) setelah kampanye yang dipenuhi dengan kata-kata kotor dan lelucon mengenai pemerkosaan beramai-ramai terhadap seorang misionaris Australia.
Pada tahun 1989, sewaktu Duterte menjabat walikota Davao, seorang misionaris Australia mengalami serangan seksual dan dibunuh ketika terjadi huru-hara di penjara kota.
Sewaktu bergurau dalam kampanyenya awal tahun ini, Duterte menyebut misionaris Australia itu “cantik” dan mengatakan karena ia adalah walikota, ia yang seharusnya pertama kali memperkosanya.
Ia juga berjanji akan membunuh ribuan penjahat dalam upaya membasmi kejahatan. [uh]