Presiden tersingkir Yaman, Abed Rabbo Mansour Hadi, Sabtu (21/2), menolak pengambilalihan ibukota dan pemerintah negaranya oleh pemberontak Syiah Houthi. Penolakan itu dimuat dalam pernyataan yang dibacakan di jaringan televisi Al Jazeera setelah ia meninggalkan ibukota Sana'a.
Hadi mengeluarkan pernyataan itu dengan menggunakan jabatan presiden dan jelas-jelas menolak pengunduran dirinya bulan lalu setelah pemberontak Houthi merebut istana kepresidenan.
Dalam pernyataan itu Hadi menyatakan semua langkah yang diambil pemberontak Houthi “tidak sah” dan meminta mereka agar membebaskan pejabat-pejabat senior pemerintahannya dari tahanan rumah.
Hadi sendiri berada dalam tahanan rumah sebelum melarikan diri Sabtu ke kota asalnya Aden di Yaman selatan, tapi ada laporan yang bertentangan mengenai apakah ia melarikan diri atau dibiarkan pergi oleh pemberontak Houthi.
Sebelumnya, Dewan Keamanan PBB mengesahkan resolusi yang menuntut pemberontak Houthi memulihkan pemerintah Sana’a dan membebaskan Hadi, yang didukung oleh Amerika.
Hadi hari Sabtu meminta agar masyarakat internasional “menolak kudeta” yang dilakukan pemberontak dan menyerukan pertemuan faksi-faksi politik di negara itu untuk melakukan “dialog nasional”. Ia mengatakan pertemuan itu bisa diselenggarakan di Aden atau Taiz, kota-kota yang tidak dibawah kekuasaan Houthi.
Yaman telah dilanda gejolak politik sejak pemberontak itu merebut Sana’a bulan September.