Presiden AS Donald Trump telah tiba di Riyadh, ibukota Arab Saudi, untuk memulai lawatan luar negeri pertamanya sebagai presiden.
Presiden dan istrinya, Melania, disambut di bandara oleh Raja Saudi Salman Bin Abdulaziz. Raja tersebut dan Trump kemudian berjalan sepanjang kapet merah menuju Royal Hall, sebuah terminal di bandara itu di mana mereka mengadakan pembicaraan singkat. Beberapa menit kemudian, Trump dan istri, beserta raja itu, meninggalkan bandara.
Keamanan ketat tergambar di bandara tersebut. Kendaraan-kendaraan militer bersenjata disiagakan di sana.
Arab Saudi biasanya bukan negara tujuan dalam lawatan perdana presiden AS. Namun Trump menjadikannya perhentian pertamanya dalam perjalanan luar negeri pertamanya sebagai presiden.
Keputusannya ini bahkan mengejutkan banyak pihak, mengingat retorika kampanye Trump adalah “Utamakan Amerika” atau “America First”, dan ia kerap menyerukan “Muslim Ban” atau pembatasan ketat kunjungan Muslim ke AS.
Yang terakhir bahkan diwujudkannya dengan mengeluarkan perintah presiden yang melarang selama 90 hari kunjungan warga dari enam negara yang mayoritas penduduknya Muslim ke AS.
Arab Saudi, yang memiliki hubungan pertahanan dan energi yang sudah lama dengan AS, tidak masuk dalam daftar itu.
Dalam kunjungan dua hari Trump di negara kerajaan itu, kesepakatan penjualan senjata senilai lebih dari 100 miliar dolar akan diumumkan. Kerajaan juga telah mengundang puluhan pemimpin dari dunia Muslim untuk bertemu dengan Trump.
Trump akan menghabiskan hari pertama lawatannya dengan bertemu Raja Salman dan beberapa anggota keluarga kerajaan lainnya sebelum menghadiri jamuan makan malam. Hari Minggu, ia akan bertemu puluhan pemimpin Arab dan Muslim pada KTT regional yang berfokus pada usaha memerangi ekstrimisme. [ab]