Setelah lebih setahun memegang jabatan, Presiden Donald Trump untuk pertama kalinya menjamu seorang presiden dari Afrika di Gedung Putih. Pertemuan dengan Presiden Nigeria Muhammadu Buhari itu dijadwalkan akan berlangsung hari Senin (30/4), setelah diawali dengan pendekatan yang kurang nyaman dari pemerintahan Trump untuk benua yang mempunyai penduduk kedua terbesar di dunia itu.
Masalah keamanan dan ekonomi adalah topik utama pertemuan dan pembicaraan sambil makan siang bilateral tersebut. Nigeria, negara berpenduduk hampir 200 juta orang, terbanyak di Afrika, merupakan negara dengan ekonomi terbesar di benua itu dan pengekspor terbesar minyak mentah.
Buhari adalah salah satu dari dua pemimpin Afrika yang pertama ditelepon Trump setelah ia memangku jabatan, kemudian Trump menelpon presiden Afrika Selatan.
Nigeria juga salah satu negara Afrika yang paling bermasalah dalam hal ekstrimisme. Kelompok ekstrimis Boko Haram melancarkan pemberontakan di bagian timur laut sembilan tahun yang lalu dengan tujuan untuk menegakkan negara Islam dan puluhan ribu orang telah dibunuh. Penculikan massal anak perempuan dari sekolah telah membuat kejahatannya mendapat kutukan internasional, dan satu faksi sudah menyatakan kesetiaan kepada ISIS.
Boko Haram sekarang giat di negara tetangga Kamerun, Niger dan Chad dan merupakan ancaman keamanan yang paling gawat terhadap kawasan Sahel yang luas di Afrika Barat itu. [gp]