Pemerintah Nigeria mengukuhkan 110 siswi dari kota terpencil Dapchi hilang setelah tersangka militan Boko Haram menyerang sekolah mereka satu minggu lalu . Wartawan VOA, Chika Oduah melaporkan dari Daka, walaupun pihak berwenang Nigeria melancarkan operasi pencarian intensif, tindakan itu tidak banyak meredakan kemarahan mengenai bagaimana hal ini bisa terjadi lagi.
Di kota terpencil di Nigeria timur laut. SMP negeri perempuan diserang oleh orang-orang bersenjata diyakini sebagai Boko Haram. Puluhan anak perempuan hilang. Orang tua sangat khawatir dan kota itu berkabung.
Ini adalah kilas kejadian seminggu terakhir di Dapchi, komunitas pertanian di Negara Bagian Yobe, Nigeria. Sangat mirip dengan Chibok tahun 2014.
Baca juga: Pemerintah Nigeria Akui 110 Anak Perempuan Masih Hilang
Kebingungan melanda pada hari-hari pertama setelah serangan terjadi, seperti di Chibok, namun ada perbedaannya.
Tahun 2014, respon pemerintah federal lamban. Dalam waktu 48 jam setelah serangan Dapchi, Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mentweet bahwa ia mengirim delegasi ke kota itu dan memerintahkan pengerahan militer dan polisi untuk mencari anak-anak perempuan yang hilang itu.
Menteri informasi Lai Mohammed mengunjungi komunitas itu hari Minggu (25/2).
"Jumlah siswa yang masuk sekolah hari Senin itu 906 orang, tapi sampai hari ini sekitar 110 di antaranya tidak diketahui Keberadaannya. Karenanya polisi dan korps pertahanan sipil akan berjaga di setiap sekolah untuk mencegah serangan pemberontak," ujar Mohammed.
Tapi para aktivis tidak merasa tenang. Gerakan "Bring Back Our Girls" kembali turun ke jalan-jalan di Lagos dan Abuja menuntut jawaban dari pemerintah.
Aisha Yesufu, salah satu tokoh gerakan Bring Back Our Girls, mengatakan persamaan antara Chibok tahun 2014 dan Dapchi tahun 2018 terlalu mencolok.
"Kita pernah mengalami ini sebelumnya. Apakah kita tidak belajar? Kita bahkan menolak untuk mencerna apa yang sedang terjadi karena sangat memilukan. Empat tahun menyaksikan orang tua menangis, betapa hancur hidup mereka dan kini kita menyaksikannya kembali dan sejumlah orang tua lainnya mengalami hal yang sama," tandas Aisha.
Baca juga: Orang Tua Pelajar Nigeria yang Hilang Makin Khawatir
Boko Haram menculik 276 siswi dari Chibok tanggal 14 April 2014. Penculikan massal itu menjadi simbol pemberontakan kelompok radikal Islamis.
Sebagian anak perempuan Chibok berhasil melarikan diri, yang lain dibebaskan lewat perundingan. Tapi 112 gadis Chibok masih hilang.
Serangan militer regional yang dimulai tahun 2015 telah merebut kembali sebagian besar wilayah yang pernah dikuasai Boko Haram. Menteri informasi Nigeria, Mohammed hari Senin kepada VOA mengatakan hutan Sambisa yang menjadi kubu pertahanan terbesar Boko Haram, telah diratakan.
Namun, serangan terbaru di Dapchi menimbulkan keraguan baru pada klaim Presiden Buhari yang berulang kali mengatakan bahwa kelompok militan Boko Haram telah dikalahkan. [my/ii]