Gedung Putih menyatakan Presiden Donald Trump mempertimbangkan untuk memecat Direktur FBI ketika itu James Comey selama berbulan-bulan, tetapi stafnya menyatakan Trump semakin kesal dalam beberapa hari belakangan atas pernyataan Comey mengenai penyelidikan kriminal terhadap kaitan kampanye Trump dengan Rusia dan penyesalan mengenai peran pentingnya dalam terpilihnya Trump.
Trump, menurut berbagai media Amerika, berang atas kesaksian Comey pekan lalu di Kongres, di mana ia menguraikan penyelidikan luas FBI terhadap campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden tahun lalu, penolakan Comey untuk mendukung klaim tak berdasar Trump bahwa mantan Presiden Barack Obama menyadapnya, serta pernyataannya bahwa ia “sedikit mual” karena tindakannya mempengaruhi hasil pemilihan.
“Ia mulai kesal terhadapnya,” kata seorang pejabat Gedung Putih kepada situs berita politik Politico, mengacu pada Trump dan Comey. “Menurut saya, itulah penjelasannya. Ia benar-benar kesal.”
Namun demikian, deputi juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders hari Rabu (10/5) mengatakan Trump baru memutuskan untuk memecat Comey setelah membaca alasan bagi pemecatan yang disiapkan Deputi Jaksa Agung Rod Rosenstein atas permintaan Trump. Surat itu membeberkan peran penting Comey dalam kampanye pemilu tahun lalu, dalam menyelidiki cara kandidat partai Demokrat Hillary Clinton menangani server email pribadinya sewaktu menjabat menteri luar negeri dari tahun 2009 hingga 2013.
The Washington Post melaporkan bahwa Rosenstein, atasan Comey, mengancam akan mengundurkan diri, tetapi tidak melakukannya, setelah Gedung Putih menetapkannya pada Selasa malam (9/5) sebagai salah seorang yang berperan penting dalam pemecatan Comey. Keputusan Trump memecat Comey itu diambil atas rekomendasi Rosenstein. [uh]