17 orang tewas dan belasan lainnya terluka dalam penembakan massal di SMA Marjory Stoneman Douglas, kota Parkland, negara bagian Florida.
"Saya dengar tembakan lalu saya melihat pelaku mengejar Pak Guru Feist dan menembaknya," kata salah seorang siswa SMA Parkland yang menjadi saksi penembakan tersebut.
Tersangka pelakunya adalah Nikolas Cruz, usia 19 tahun, mantan siswa SMA tersebut yang dikeluarkan karena pelanggaran disipliner. Ia kini dalam tahanan dan dikenai tuduhan 17 pembunuhan berencana.
Scott Israel, Sherriff Broward County menjelaskan, "Dia dalam tahanan dan kami mulai menyisir apa yang ia pasang di media sosialnya, banyak hal-hal yang mengkhawatirkan."
Penembakan massal terlalu sering terjadi di negara ini. Tahun 2018 ini saja sudah 18 kali terjadi penembakan sekolah. Presiden Trump menyatakan akan mengambil langkah tegas.
"Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemimpin negara bagian untuk mengamankan sekolah-sekolah kita dan mengatasi masalah kesehatan mental yang rumit ini. Akhir bulan ini, saya akan bertemu dengan para gubernur dan jaksa agung dan menjadikan sekolah dan akan-anak kita aman sebagai prioritas utama kita," kata Trump.
Presiden Trump sama sekali tidak menyinggung aturan kepemilikan senjata.
Baca juga: Penembakan Terbaru Kembali Picu Debat Pengendalian Senjata
Aparat terus menyelidiki motif tersangka pelaku Nikolas Cruz. pemimpin "Republic of Florida" sebuah kelompok supremasi kulit putih mengklaim Nikolas Cruz adalah anggota kelompok ini dan pernah mengikuti latihan paramiliter.
Nikolas Cruz juga sempat memposting komentar di YouTube bahwa ia ingin menjadi penembak sekolah profesional hingga diadukan ke badan penyelidik federal FBI.
Baca juga: Tersangka Penembak Florida Diperintahkan Ditahan Tanpa Jaminan
"FBI mengkaji database namun kami tidak dapat mengidentifikasi orang yang membuat posting itu," kata Robert Lasky, agen FBI.
Aparat terus mengidentifikasi korban tewas yang sejauh ini termasuk dua guru. Salah satunya meninggal karena menggunakan tubuhnya sebagai tameng untuk melindungi para siswa.