Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kemudian akan bertemu para menteri kabinetnya setelah pertemuan soal keamanan itu, dan diperkirakan akan mengeluarkan sebuah pengumuman penting.
Sebelumnya Rabu (20/7) ini, dewan pendidikan tinggi Turki mengumumkan larangan perjalanan akademis ke luar negeri dan mendesak semua yang saat ini berada di luar negeri untuk segera pulang.
Media Turki melaporkan, kementerian pendidikan memecat 15.200 guru di berbagai penjuru negara itu, sementara kementerian dalam negeri mem-PHK hampir 9000 pekerjanya.
Sekitar 1500 pekerja juga dipecat di kementerian keuangan, dan ratusan pekerja lainnya dipecat dari kementerian agama, kementerian keluarga dan kebijakan sosial, serta kantor perdana menteri. Badan pendidikan tinggi negara itu juga menuntut pengunduran diri 1.577 dekan perguruan tinggi.
Pemecatan itu menyusul penangkapan sekitar 9.000 orang oleh Ankara atas tuduhan terlibat usaha penggulingan pemerintah Presiden Erdogan.
Sementara itu, media pemerintah Turki melaporkan, sedikitnya 20 militan Kurdi tewas akibat serangan udara Turki di Irak utara Rabu pagi.
Menurut Kantor berita Anadolu, jet-jet tempur F-16 menarget para anggota kelompok terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di kawasan pegunungan Hakurk, yang terletak dekat perbatasan Irak dengan Turki.
Gencatan senjata yang telah berlangsung dua tahun dan proses perdamaian antara pemerintah Turki dan PKK ambruk pada Juli 2015.
Pesawat-pesawat Tempur Turki telah sering melangsungkan serangan bom terhadap kamp-kamp PKK di Irak utara dan wilayah tenggara Turki yang banyak dihuni warga Kurdi. Kelompok pemberontak itu menanggapi dengan melakukan serangkaian serangan maut terhadap pasukan keamanan.
Ini merupakan serangan pertama Turki terhadap PKK sejak kudeta yang gagal pekan lalu di negara tersebut. [ab/as]