Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak kritik pemantau internasional mengenai referendum negaranya yang disetujui hari Minggu (16/4). Ia mengatakan pemungutan suara itu 'pemilihan paling demokratis' dibandingkan negara Barat mana saja.
Kepada pendukungnya hari Senin di luar istananya di Ankara, Erdogan mengatakan, pemantau internasional harus "tahu diri" setelah mereka mengkritik referendum yang memberi presiden wewenang sangat besar. Ia mengatakan, Turki akan mengabaikan temuan pemantau dari OSCE - Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa.
Pemantau itu mempertanyakan keabsahan referendum hari Minggu, dan mengatakan kampanye referendum tidak imbang.
Dalam jumpa pers di Ankara, pemantau OSCE mengatakan, kampanye "No" menghadapi berbagai kendala, termasuk kurangnya kebebasan berpendapat, intimidasi dan akses ke media.
Mereka juga mempertanyakan keputusan kontroversial oleh Mahkamah Agung Turki yang memungkinkan penggunaan surat suara tanpa stempel resmi. Partai oposisi utama CHP menduga sebanyak satu setengah juta surat suara tanpa stempel mungkin digunakan, melebihi margin kemenangan dalam referendum itu. [ka/jm]