Para pejabat belum segera mengumumkan pemenang referendum, yang dianggap paling penting dalam sejarah republik berusia 84 tahun itu. Suara “ya” mencapai 51,3 persen setelah 98 persen surat suara dihitung, menurut kantor berita pemerintah Anadolu.
Namun, para pendukung Erdogan telah mengadakan pesta kembang api perayaan di ibukota dan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu dikutip mengatakan kepada para pendukungnya di kota tempat tinggalnya Antalya, "Kini, ada Turki yang sungguh-sungguh baru. Akan ada stabilitas dan kepercayaan dalam Turki yang baru."
Banyaknya suara "ya" berarti parlemen akan tergeser. Perdana menteri dan Kabinet akan dihapuskan, dan menteri-menteri akan ditunjuk langsung oleh presiden dan bertanggungjawab kepadanya. Presiden juga akan menyusun anggaran.
Amandemen konstitusi itu juga akan mengakhiri netralitas resmi presiden, memungkinkannya memimpin sebuah partai politik. Presiden juga akan berwenang untuk membubarkan parlemen dan menyatakan keadaan darurat, serta kekuasaan yang lebih besar untuk menunjuk hakim-hakim tinggi, termasuk hakim mahkamah konstitusi.
Referendum tersebut telah memecah belah negara itu, dimana baik pendukung maupun penentang mengatakan, yang dipertaruhkan adalah masa-depan negara. [vm/ii]