Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan dalam sebuah wawancara yang disiarkan Minggu (1/1) bahwa ia bersedia untuk menormalisasi hubungan dengan Amerika Serikat, meskipun sanksi-sanksi terus melumpuhkan negaranya.
Pernyataan Maduro muncul beberapa hari setelah oposisi negara Amerika Selatan itu memilih untuk membubarkan "pemerintahan sementara" yang dipimpin oleh Juan Guaido, yang telah diakui oleh banyak negara termasuk Amerika Serikat, sebagai pemimpin sah Venezuela setelah pemilu 2018 yang disengketakan.
"Venezuela siap, benar-benar siap, untuk mengambil langkah menuju proses normalisasi hubungan diplomatik, konsuler dan politik dengan pemerintahan Amerika Serikat saat ini dan dengan pemerintahan yang akan datang," kata Maduro dalam wawancara yang disiarkan di televisi pemerintah Venezuela.
Maduro memutuskan hubungan dengan Washington pada 2019, ketika pemerintahan presiden saat itu Donald Trump mengakui Guaido sebagai "presiden sementara" Venezuela.
Dalam upaya untuk memaksa Maduro lengser, Amerika Serikat meluncurkan serangkaian sanksi terhadap Venezuela, termasuk embargo minyak.
Meskipun pemerintahan Presiden AS Joe Biden saat ini mempertahankan kebijakan untuk tidak secara resmi mengakui pemerintah Maduro, tahun lalu ia mengirim delegasi ke Caracas untuk bertemu dengannya dan merundingkan pertukaran tahanan, di antara sejumlah topik lainnya.
"Kami siap untuk dialog di tingkat tertinggi, untuk menciptakan hubungan saling menghormati. Saya berharap seberkas cahaya datang ke Amerika Serikat yang akan mendorong mereka untuk membuka lembaran baru, mengesampingkan kebijakan ekstremis mereka dan menawarkan kebijakan yang lebih pragmatis yang menghormati Venezuela," kata Maduro.
Tiga dari empat partai besar di Majelis Nasional yang dikendalikan oposisi Venezuela pada Jumat memilih untuk mengakhiri pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Guaido.
Badan tersebut, yang dipilih pada tahun 2015, pada umumnya saat ini hanya bersifat simbolis karena digantikan oleh badan legislatif yang setia kepada Maduro, meskipun masih memegang kendali atas beberapa aset Venezuela di luar negeri.
Setelah negosiasi dimulai kembali di Meksiko antara pihak oposisi dan pemerintah Maduro pada akhir November, Washington menanggapinya dengan memberikan lisensi enam bulan kepada raksasa energi AS Chevron untuk beroperasi di Venezuela. [ab/uh]
Forum