Presiden interim Brazil, Michel Temer memulai pemerintahan barunya, Jumat (13/5) sementara ratusan pendukung pendahulunya melanjutkan demonstrasi dan para pemimpin regional mencela keputusan senat untuk pemakzulan itu sebagai kudeta.
Mantan wakil presiden itu membentuk kabinet yang ramah bisnis, Kamis (12/5), hanya beberapa jam setelah para senator menggeser sementara Dilma Rousseff karena dugaan korupsi. Pemerintahan Temer dihadapkan pada tantangan besar untuk menarik negara itu keluar dari resesi yang dalam dan mereformasi sistem pensiun.
"Kita harus secara signifikan meningkatkan kondisi bisnis bagi sektor swasta ... dan menyeimbangkan anggaran pemerintah," kata Temer, 75 tahun, dalam pernyataan pertamanya sebagai pemimpin Brazil.
Tapi para pengecam mengamati kabinet Temer di negara yang memiliki beragam etnis itu tidak menyertakan kulit hitam dan perempuan. Ini pertama kali terjadi selama bertahun-tahun.
"Memalukan bahwa sebagian besar kabinet pilihan Temer adalah orang kulit putih yang sudah tua," kata Sergio Pracia, seorang ilmuwan politik, kepada harian New York Times.
Temer juga tercemar oleh dugaan korupsi. Meskipun tidak langsung diselidiki, dia terekspos skandal di perusahaan minyak negara Petrobras, yang telah menjerat pejabat tinggi partainya, serta Rousseff.
Pemerintahan Temer juga harus menghadapi kecaman regional atas proses politik yang membawanya ke tampuk kekuasaan. [as/uh]