Presiden Rusia Vladimir Putin menyuarakan keoptimisan pada konferensi pers akhir tahun, Kamis (18/12), dengan mengatakan kepada rakyat Rusia bahwa ekonomi negara itu akan bangkit kembali dan rubel akan stabil.
Ia mengatakan, krisis saat ini kemungkinan akan berlangsung paling lama dua tahun namun ekonomi akan pulih lebih cepat jika faktor-faktor eksternal membaik. Putin mengatakan, cadangan devisa negara cukup membuat ekonomi dalam kondisi stabil.
Rubel menguat, Kamis pagi (18/12), menjelang pidato Putin tersebut.
Mata uang Rubel mencapai rekor terendah pada hari Selasa (16/12) sehingga mendorong bank sentral Rusia untuk meyakinkan kembali bank-bank dan perusahaan-perusahaan keuangan bahwa negara akan menyediakan modal tambahan jika perlu.
Nilai tukar mata uang itu sempat anjlok menjadi 80 rubel per satu dolar. Rubel telah kehilangan 60 persen nilainya terhadap mata uang-mata uang penting Barat tahun ini.
Putin juga menyinggung krisis di Ukraina dalam pidatonya, dengan mengatakan ia ingin Ukraina tetap menjadi satu entitas politik. Ia menyuarakan harapan bahwa krisis itu dapat diselesaikan melalui pembicaraan perdamaian, dengan menyarankan agar Kyiv dan para pemberontak yang didukung Rusia di Ukraina timur melangsungkan pertukaran tahanan menjelang Natal.
Rusia terpukul oleh sanksi-sanksi Barat yang diberlakukan sejak Putin menganeksasi Krimea dari Ukraina pada bulan Maret.