Jaksa Amerika Serikat (AS) mengatakan seorang pria Texas telah mengaku bersalah atas keterlibatannya dalam skema penipuan untuk menjual 50 juta masker N95 yang tidak dimilikinya, seharga $ 317,6 juta kepada pemerintah negara bagian New South Wales di Australia.
Arael Doolittle, Selasa (27/7), mengaku bersalah atas tuduhan konspirasi penipuan transfer dana di hadapan Hakim Distrik AS Lynn Hughes di Houston.
Jaksa mengatakan Doolittle dan salah seorang terdakwa lainnya, Paschal Eleanya mencoba menjual masker bermerek 3M dengan harga lima kali lipat dari harga jual, dengan harapan meraup $ 275 juta. Sementara sisanya diberikan kepada "perantara" mereka dan kepada perwakilan pemerintah New South Wales.
Menurut dakwaan pada November lalu, Dinas Rahasia AS mengungkap transaksi itu sebelum selesai.
Doolittle, dari Houston, menghadapi vonis hukuman lima tahun penjara yang dijadwalkan 25 Oktober dan akan tetap ditahan sampai vonis dijatuhkan.
Seorang pengacara umum federal yang mewakili Doolittle , Rabu (28/7), belum menanggapi permintaan berkomentar.
Tuduhan-tuduhan terhadap Eleanya masih menunggu persidangan. Pengacaranya belum menanggapi permintaan berkomentar.
Doolittle secara terpisah pada bulan Juni mengaku bersalah terkait dugaan skema menipu investor dalam transaksi minyak dan gas.
Jaksa dalam kasus itu setuju untuk merekomendasikan hukuman empat tahun penjara sebagai tambahan dari hukumannya dalam kasus masker itu.
3M Co., pembuat masker N95 terbesar di dunia, sejak pandemi COVID-19 telah berusaha menghentikan manipulasi harga dan penjualan tidak pantas lainnya untuk maskernya, termasuk mengajukan 36 gugatan hukum dan menyita lebih dari 41 juta masker palsu.
Dalam pernyataan, perusahaan yang berbasis di St. Paul, Minnesota itu mengatakan senang dengan pengakuan bersalah itu dan menghargai upaya Departemen Kehakiman AS untuk menghentikan orang-orang mengeksploitasi permintaan maskernya secara ilegal. [my/ft]
