Tautan-tautan Akses

AS Sita Lebih dari 10 Juta Masker N95 Palsu


Seorang perawat bernama Yvette Laugere menyesuaikan masker N95-nya saat berada di lokasi pengujian COVID-19 gratis di Houston. (Foto: AP)
Seorang perawat bernama Yvette Laugere menyesuaikan masker N95-nya saat berada di lokasi pengujian COVID-19 gratis di Houston. (Foto: AP)

Agen federal Amerika Serikat (AS) telah menyita lebih dari 10 juta masker N95 palsu yang menggunakan merek dagang 3M dalam beberapa pekan terakhir. Penyelidikan yang masih berlangsung itu menemukan masker-masker palsu tersebut dijual ke rumah sakit, fasilitas medis, dan lembaga pemerintah di setidaknya lima negara bagian.

Pejabat mengatakan agen Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menyita ratusan ribu masker 3M palsu di gudang Pantai Timur yang akan didistribusikan, Rabu (17/2).

Penyelidik juga memberi tahu sekitar 6.000 calon korban di setidaknya 12 negara bagian, termasuk rumah sakit, fasilitas medis, dan lainnya, yang mungkin tanpa sadar membeli barang tiruan. Hal tersebut membuat mereka tidak dapat lagi menggunakan masker medis. Para pejabat mendorong pekerja medis dan perusahaan untuk mengunjungi situs web 3M untuk mendapatkan tip tentang cara mengenali barang palsu.

“Tidak hanya memberikan rasa aman yang palsu, seberapa berbahaya individu yang terekspos tanpa alat pelindung apa pun? Mereka tidak memiliki kegunaan apapun,” kata Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Ali Mayorkas tentang masker palsu itu.

Masker N95 produksi perusahaan asal AS, 3M. (Foto: VOA)
Masker N95 produksi perusahaan asal AS, 3M. (Foto: VOA)

Pejabat, sebagaimana dikutip dari Associated Press, Rabu (17/2), mengatakan masker palsu itu tidak datang melalui distributor reguler 3M, mereka berasal dari luar rantai pasokan normal. Namun rumah sakit dan kelompok medis membeli masker tersebut secara rutin selama kekurangan masker saat terjadinya pandemi COVID-19. Pejabat mengatakan penipuan itu memanfaatkan kepanikan masyarakat atas kebutuhan masker.

Masker palsu tidak diuji untuk melihat apakah memenuhi standar N95 yang ketat dan dapat membahayakan pekerja medis garis depan jika digunakan saat merawat pasien yang terpapar COVID-19.

Hampir setahun setelah pandemi, penipuan tetap menjadi masalah utama karena penipu berusaha mengeksploitasi rumah sakit dan warga yang putus asa. Penyelidik federal mengatakan mereka telah melihat peningkatan situs web palsu yang mengaku menjual vaksin serta obat palsu yang diproduksi di luar negeri dan penipuan yang melibatkan alat pelindung diri.

3M, yang berbasis di Maplewood, Minnesota, adalah salah satu produsen masker N95 terbesar di dunia. Masker produksinya telah disetujui oleh Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja AS. Masker tersebut dianggap sebagai standar emas dalam perlindungan terhadap virus corona. Perusahaan mengirimkan sekitar 2 miliar masker N95 pada tahun 2020 ketika pandemi meningkat.

Selama pandemi, penyelidikan Departemen Keamanan Dalam Negeri telah menurunkan 7.000 agennya, bersama dengan pejabat perbatasan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan FBI, untuk menyelidiki penipuan. Mereka berhasil menyita produk palsu senilai $33 juta dan menangkap lebih dari 200 orang.

Selama setahun terakhir penegak hukum telah menggerebek 1.250 kasus yang berujung pada penyitaan jutaan masker palsu. 3M telah mengajukan lebih dari selusin tuntutan hukum atas laporan penipuan dan pemalsuan. [ah/au]

XS
SM
MD
LG