Universitas Princeton telah mengumumkan rencana untuk menghapus nama mantan Presiden Woodrow Wilson dari fakultas kebijakan publik karena pandangan segregasinya. Rencana ini berarti membatalkan keputusan yang diambil kampus bergengsi itu empat tahun lalu, untuk mempertahankan nama itu.
Presiden Universitas Princeton, Christopher Eisgruber, mengatakan dalam sebuah surat kepada komunitas kampus itu Sabtu (27/6) bahwa dewan pembina telah menyimpulkan bahwa "pandangan dan kebijakan rasis Wilson membuatnya tidak pantas jadi nama" Fakultas Kebijakan Publik dan Internasional dan asrama Princeton. Eisgruber mengatakan dewan pembina mengubah keputusan April 2016 tersebut setelah dipicu kematian George Floyd dan orang kulit hitam lainnya.
Wilson, yang pernah menjabat sebagai gubernur New Jersey dari 1911 sampai 1913 dan kemudian presiden AS ke-28 dari 1913 hingga 1921, mendukung segregasi dan memberlakukannya di beberapa instansi federal.
Dia juga melarang mahasiswa kulit hitam kuliah di Princeton ketika menjabat sebagai presiden universitas itu. Dia juga pernah menyebut mendukung kelompok supremasi kulit putih, Ku Klux Klan.
Awal bulan ini, Universitas Monmouth di New Jersey menghaus nama Wilson dari salah satu bangunan paling penting, untuk meningkatkan keragaman dan inklusivitas. Pemimpin distrik sekolah Camden juga mengumumkan penggantian nama dua SMA Woodrow Wilson di wilayah itu. [vm/ft]
Terkait
Paling Populer
1